MEDAN (RIAUPOS.CO) - Pada kegiatan 2nd Northen Sumatera Forum (NSF) yang dilaksanakan di Adimulia Hotel, pelaku UMKM binaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) menjadi sektor yang diperhatikan.
Para pelaku UMKM ini menggelar pameran yang pada penutupan diumumkan UMKM mana yang menjadi juara. 2nd Northen Sumatera Forum yang digelar SKK Migas dan KKKS ini, salah satu misi penting perusahaan migas adalah memastikan UMKM binaan mereka bersaing di era digital. Demikian dikatakan Manager Social Performance Pertamina Hulu Rokan, Pinto Laksono di Hotel Adimulia Medan, Jumat (28/10/2022).
''Para pelaku UMKM binaan ini menjadi tanggung jawab perusahaan guna mendukung kemandirian mereka sampai mereka bisa bersaing tingkat nasional bahkan internasional,'' ujar Pinto.
Pinto merupakan salah satu pemateri diskusi pada acara 2nd Northern Sumatra Forum, dengan tema Strategi Pengembangan Pemasaran UMKM di Era Digital. Selain Pinto, juga ada pemateri lain, yaitu Kepala Badan Pengembangan Riset Inovasi Universitas Sumatera Utara Enterprise, Bukhari.
Pinto menerangkan, Pertamina Hulu Rokan memiliki lima program guna mendukung UMKM binaan. Pertama, memberikan pelatihan. Kedua, perbaikan kemasan produk. Ketiga, perluasan usaha. Keempat, menyediakan produk UMKM untuk kegiatan pameran dan kunjungan pejabat. Kelima, memberikan bantuan peralatan.
Menurut Pinto, selain permodalan, bentuk konkret dukungan manajemen adalah mengikutsertakan pelaku UMKM dalam pelatihan. Pertamina Hulu Rokan, kata Pinto, banyak melakukan kerja sama dengan pihak luar.
“Seperti kami lakukan pelatihan bekerja sama dengan kampus-kampus bahkan Mark Plus,” terangnya.
Pelaku UMKM binaan, kata Pinto, juga dilatih melek teknologi. Promosi di media sosial menjadi sasarannya.
“Kami latih dan dorong agar mereka mulai memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produk. Sudah tidak bisa lagi berjualan dengan cara konservatif,” bebernya.
Guna membantu pemasaran UMKM binaan yang berada di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Riau, Pertamina Hulu Rokan, menurut Pinto, membuat sebuah wadah.
“Kami buat nama wadahnya bernama sentral budaya dan ekonomi kreatif Riau. Jadi, semua produk UMKM di 12 kabupaten dan kota di Riau dikumpulkan. Selanjutnya dipasarkan bersama,” ujarnya.
Pinto menambahkan, dalam memberikan program pelatihan kepada UMKM binaan, pihaknya mengacu kepada program BUMN dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Kami juga membuat aplikasi terintegrasi. Pelaku UMKM binaan bisa mengecek mulai dari stok sampai transaksi keuangan,” katanya.
Sementara itu, pemateri Bukhari, menyampaikan pihaknya tidak saja membina mahasiswa Universitas Sumatra Utara yang berwirausaha, tapi juga masyarakat.
“Kami juga melakukan therapy, training, mentoring, consulting dan coaching,” katanya.
Laporan: Henny Elyati
Editor: Edwar Yaman