DUMAI (RIAUPOS.CO) -- Proyek pembangunan jalur gas (jargas) menjadi salah satu fokus bisnis PT Perusahaan Gas Negara (PGN) pada tahun ini. Hal ini merupakan bagian dari target perusahaan untuk membangun 4,7 juta sambungan jargas hingga 2024.
Direktur Utama PGN Gigih Prakoso mengatakan, hingga saat ini sudah ada 1,2 juta titik jargas yang sudah terkonfirmasi bakal dibangun. Namun, pengerjaan jargas bakal dilakukan secara bertahap. “Hingga 2020, sebanyak 1 juta jargas terlebih dahulu yang kami kerjakan,” ujar Gigih, seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PGAS, Jumat (26/4).
Dari jumlah tersebut, sebanyak 5.000 jargas yang tersambung ke rumah-rumah penduduk sudah selesai pengerjaannya. Jargas ini terdapat di Probolinggo, Jawa Timur dan sudah bisa dioperasikan.
PGN membutuhkan investasi sekitar Rp12 triliun guna membangun 1 juta jargas tersebut. Sumber pendanaannya nanti masuk ke anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga tahun depan.
Supaya balik modal, PGN juga berencana mengomersialkan jargas. “Untuk yang komersial, tarifnya pasti berbeda,” imbuh Gigih.
Komersialisasi tersebut memungkinkan PGN membangun jargas untuk keperluan rumah tangga dan industri. Perusahaan ini bakal membuat kluster konsumen untuk membedakan tarif. Kluster ini tak hanya untuk konsumen tingkat rumah tangga, tapi juga industri.
Ke depan, PGN akan menggandeng vendor yang bersedia mengerjakan proyeknya tersebut. “Kami masih mengkaji tarifnya,” tambah Gigih.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 5.000 jargas yang tersambung ke rumah-rumah penduduk sudah selesai pengerjaannya. Jargas ini terdapat di Probolinggo, Jawa Timur dan sudah bisa dioperasikan.
PGN membutuhkan investasi sekitar Rp12 triliun guna membangun 1 juta jargas tersebut. Sumber pendanaannya nanti masuk ke anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga tahun depan.
Supaya balik modal, PGN juga berencana mengomersialkan jargas. “Untuk yang komersial, tarifnya pasti berbeda,” imbuh Gigih.
Komersialisasi tersebut memungkinkan PGN membangun jargas untuk keperluan rumah tangga dan industri. Perusahaan ini bakal membuat kluster konsumen untuk membedakan tarif. Kluster ini tak hanya untuk konsumen tingkat rumah tangga, tapi juga industri. Ke depan, PGN akan menggandeng vendor yang bersedia mengerjakan proyeknya tersebut. “Kami masih mengkaji tarifnya,” tambah Gigih.
Chris Apriliony, analis Jasa Utama Capital Sekuritas, menilai, proyek jargas bisa membantu PGN merealisasikan target kinerja. “Efeknya lebih terlihat saat jargas sudah bisa masuk ranah komersial dan tarif yang kompetitif,” ujar dia.
Ekspansi yang dilakukan PGN ke depan juga bakal lebih efisien. Ini berkat tenaga tambahan dari Pertagas, pasca terbentuknya holding BUMN bersama Pertamina.
Sementara, menurut Chris, bagi yang belum memiliki saham PGN, saat ini merupakan waktu yang terbilang tepat untuk masuk. “Bisa mulai membeli, dengan target harga antara Rp3.000 per saham hingga Rp3.200 per saham,” kata Chris.
Penulis: Hasanal Bulkiah
Editor: Eko Faizin