PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kasus investasi bodong yang memakan korban dengan nilai kerugian hingga triliunan rupiah terus berulang dari waktu ke waktu. Kasus ini kerap terjadi lantaran minimnya literasi dan pemahaman masyarakat tentang investasi yang benar dan legal.
Rendahnya literasi dan pemahaman investasi menjadi ruang kosong bagi investasi bodong untuk masuk dan mencari mangsa, selain karakter dan psikologi masyarakat yang ingin untung cepat atau greedy juga menjadi faktor penopangnya.
Terpanggil untuk ikut mengedukasi dan mencerdaskan masyarakat dalam hal investasi, PT Indo Premier Sekuritas berkolaborasi dengan Sucor Asset Management menggelar roadshow edukasi investasi bertajuk IPOT & Sucor Jalan-Jalan: Atur Portofolio Jangan FoMO.
Brand Manager IPOTFund dari PT Indo Premier Sekuritas Octaviantika Benazir Kumala menuturkan, rendahnya literasi menyebabkan penipuan dan investasi bodong masih tetap eksis.
Roadshow edukasi investasi perdana kali ini menyasar masyarakat di wilayah Sumatera yang mencakup Medan, Aceh, Batam, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Pangkal Pinang, Jambi, Bengkulu dan Padang.
Ke depan, roadshow kolaborasi IPOT dengan Sucor AM ini akan merambah provinsi lain di Indonesia."Roadshow daring ini secara khusus bertujuan meningkatkan literasi dan inklusi sehingga kuantitas dan kualitas investor dan calon investor ikut terdongkrak," ujarnya, Ahad (27/3).
Hadir sebagai narasumber roadshow edukasi perdana yakni Kepala Kantor Perwakilan BEI Sumatera Utara Muhammad Pintor Nasution, Investment Specialist PT Sucorinvest Asset Management Toufan Yamin, dan komika Yudha Ramadhan yang dikenal luas sebagai Yudha Keling dengan moderator IPOTFund Team Masayu Bella.
Kepala Kantor Perwakilan BEI Sumatera Utara Muhammad Pintor Nasution dalam paparannya menyebutkan ada 8 kesalahan umum yang dilakukan investor pemula dan tetap saja marak hingga 2022 ini. Yakni investasi dengan dana utang, memborong habis di awal, Fear of Missing Out (FoMO), menelan rekomendasi mentah-mentah, panik atau kalap terhadap fluktuasi, tidak punya trading atau investing plan, tidak mau upgrade diri, dan tidak melakukan diversifikasi.
Selanjutnya, ia pun menekankan pentingnya cerdas investasi, khususnya bagi generasi milenial dan Gen-Z, dengan prinsip 3P: Paham, Punya dan Paham.
Sementara itu, komika Yudha Keling yang selama ini mengaku banyak kena FoMO dan pompom pun kini menjadi sadar dan lebih rasional dalam berinvestasi. Sehingga investasinya tidak lagi memilih produk-produk yang terlalu berisiko.
Ia lebih memilih produk yang aman, tapi tumbuh."Walaupun lambat, tapi tetap tumbuh. Risikonya didahulukan, bukan pertumbuhannya. Dulu yang dicari pertumbuhannya," ujarnya. (anf)