RSUD Arifin Achmad Siapkan Ruang Isolasi Pasien Flu Burung

Ekonomi-Bisnis | Senin, 27 Maret 2023 - 10:39 WIB

RSUD Arifin Achmad Siapkan Ruang Isolasi Pasien Flu Burung
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kasus flu burung yang menjangkit manusia belum ditemukan di Riau. Namun, kasus unggas yang positif terpapar virus avian influenza (H5N1) sudah ditemukan di Kabupaten Kampar. Oleh karena itu, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad menyiagakan ruangan isolasi untuk pasien terjangkit penyakit flu burung.

Direktur Utama RSUD Arifin Achmad drg Wan Fajriatul mengatakan, hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi jika nantinya sewaktu-waktu di Riau ditemukan masyarakat yang terpapar virus  flu burung. “Sebagai bentuk antisipasi makanya kami siapkan ruang isolasi untuk pasien positif flu burung di RSUD Arifin Achmad,” katanya, Ahad (26/3).


Lebih lanjut dikatakannya, ruangan isolasi tersebut tidak memerlukan tambahan peralatan. Pasalnya, ruangan yang akan digunakan adalah bekas ruangan isolasi pasien positif Covid-19 yang sudah sekitar sebulan belakangan ini tidak digunakan. “Ruangan bekas isolasi pasien positif Covid-19 sudah kosong dan peralatan yang ada juga bisa digunakan untuk pasien positif flu burung,” paparnya.

Saat ini, RSUD Arifin Achmad juga terus berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan Provinsi Riau untuk mengetahui perkembangan penyebaran virus flu burung di Riau. “Kami terus berkomunikasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Riau untuk memantau perkembangan virus tersebut,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Riau Zainal Arifin mengatakan, setelah adanya temuan unggas yang positif flu burung di Kampar, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Riau. Tujuannya untuk melakukan upaya koordinasi pencegahan penyebaran virus tersebut.

“Sampai saat ini kami belum dapat laporan ada masyarakat Riau yang terjangkit flu burung. Kami juga sedang berkoordinasi dengan pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Riau,” katanya, Ahad (26/3).

Lebih lanjut dikatakannya, terkait virus flu burung, pihaknya sudah menerima surat edaran kewaspadaan terkait kasus flu burung dari Kementerian kesehatan (Kemenkes). Hal tersebut menindaklanjuti adanya kasus flu burung pada manusia di Kamboja. “Kami sudah menerima surat edaran dari Kemenkes, kami diminta untuk mengingatkan dinas kesehatan kabupaten/kota agar mengambil langkah-langkah pencegahan,” kata Zainal.

Lebih lanjut dikatakannya, berdasarkan surat edaran dari Kemenkes RI, seluruh institusi diminta untuk saling berkoordinasi untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran flu burung pada manusia. “Pemda juga diminta untuk menyiapkan fasilitas kesehatan dan kapasitas labkesmas sebagai upaya pemeriksaan sampel dari kasus gejala flu burung dan penatalaksanaan kasus suspek flu burung sesuai pedoman yang berlaku,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, ratusan unggas jenis ayam dan itik ditemukan mati mendadak di Desa Koto Masjid, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kampar, 1 Maret 2023 lalu. Setelah diteliti, ternyata unggas tersebut positif terserang virus avian influenza (H5N1) atau yang lebih dikenal dengan istilah flu burung.

Kepastian ini didapat setelah Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) menerima hasil uji sampel dari Laboratorium BVET Bukittinggi. “Hasilnya yang kami terima, ayam mati mendadak di Desa Koto Masjid, XIII Koto Kampar itu positif flu burung atau avian influenza (H5N1),” ujar Kepala Dinas PKH Riau, Herman melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan drh Faralinda Sari, Jumat (24/3) pekan lalu.

Selain di Kabupaten Kampar, Faralinda Sari mengatakan, hingga saat ini belum mendapatkan laporan ada unggas di daerah lain yang ditemukan mati mendadak. Namun demikian, Dinas PKH Riau sudah memberikan imbauan kepada petugas kesehatan di 12 kabupaten/kota untuk melaporkan jika ada temuan unggas yang mati mendadak.

“Yang jelas, sekarang ini kami imbau tetap waspada, terutama saat bersentuhan dengan unggas. Petugas di lapangan juga sudah diingatkan untuk siaga,” ujarnya.

Dinas PKH Riau juga mengimbau kepada masyarakat agar segera melaporkan ke dinas pelaksana fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan kabupaten/kota atau petugas puskeswan setempat jika ada kematian ayam yang tinggi.

“Jalankan biosekuriti di wilayah kandang, mulai dari pembatasan lalu lintas orang dari luar, dan menempatkan cairan desinfektan di wilayah masuk awal peternakan. Ganti baju setiap masuk dan keluar kandang dan langsung dicuci setiap hari. Terus bersihkan kandang dan semprotkan desinfektan yang berkala,” sebutnya.

Untuk ibu rumah tangga yang berbelanja ke pasar membeli ayam, diminta menjaga kebersihan personel dengan cara mencuci baju yang digunakan dari pasar, cuci tangan dan peralatan yang digunakan untuk menangani produk unggas dengan sabun.(sol)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook