JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Realisasi investasi di Indonesia dari 2018 hingga 2022 tumbuh sebesar 1,6 kali lipat. Khusus sektor manufaktur, peningkatannya lebih tinggi lagi, yakni 2,1 kali lipat. Hal itu menjadikan Indonesia sebagai 20 besar negara tujuan investasi dunia.
Dalam perannya menyediakan lokasi investasi, Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Sanny Iskandar menyampaikan bahwa Indonesia telah menyiapkan KI yang tepat sesuai dengan keperluan investor. Lebih dari 100 KI tersebar di Jawa dan luar Jawa.
Di Pulau Jawa diperuntukkan bagi industri berbasis teknologi tinggi dan digital, padat karya, dan hilir. Sementara itu, luar Jawa untuk meningkatkan nilai tambah produk berbasis sumber daya alam dan industri pemicu pengembangan ekonomi baru. ‘’Pengembangan investasi industri di KI seluruh Indonesia didukung infrastruktur dan fasilitas pendukung. Sebagaimana pembangkit listrik, suplai gas industri, jaringan teknologi informasi dan komunikasi, pengolahan limbah, jalan tol dan jalur kereta barang, serta bandara dan pelabuhan,’’ beber Sanny dalam conference bertema Investing in Manufacturing Sector di Paviliun Indonesia, Hannover Messe 2023, akhir pekan lalu.
CEO PT Vale Indonesia Tbk Febriany Eddy menuturkan, salah satu alasan kuat Indonesia menjadi tujuan investasi adalah karena kekayaan sumber daya. Terutama nikel yang kandungannya terbesar di dunia. ‘’Fakta terkait tren transisi energi memicu industri untuk berinovasi dalam memanfaatkan sumber daya mineral sebagai bahan baku,’’ ujarnya.
Vale Indonesia telah memiliki total investasi senilai 6,8 juta dolar AS, yang menghasilkan 3 persen dari kebutuhan nikel dunia. Penyerapan 3 ribu tenaga kerja yang 99 persen berasal dari lokal.
Deputi Bidang Promosi Investasi Kementerian Investasi Nurul Ichwan menambahkan, RI adalah negara dengan populasi ke-4 terbesar di dunia. Kondisi itu menjadi salah satu keunggulan karena dapat menyuplai tenaga kerja yang cukup memadai untuk perusahaan-perusahaan global.(dee/c12/dio/jpg)