OJK Imbau Bank Manfaatkan Relaksasi KPR

Ekonomi-Bisnis | Senin, 24 September 2018 - 12:26 WIB

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap perbankan segera memanfaatkan fasilitas pelonggaran loan to value (LTV). Sebelumnya, rasio LTV telah dilonggarkan sehingga bank bisa memberikan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan uang muka atau down payment (DP) serendah-rendahnya 0 persen. 

Sebelumnya, OJK juga mengimbau agar bank bisa memberikan KPR dengan DP 0 persen pada PNS, TNI dan Polri. Namun sampai saat ini belum ada bank yang memanfaatkannya.  “Itu semestinya bisa segera dimanfaatkan. Sehingga sektor perumahan bisa tumbuh lebih pesat dan ekonomi bisa terdorong ke atas,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam gelaran Indonesia Property Expo, Sabtu (22/9). 

Bank yang bisa menerapkan DP 0 persen adalah bank yang mempunyai rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) kredit properti dan kredit secara keseluruhan 0 persen. Meski saat ini relaksasi tersebut telah berlaku, namun tampaknya bank tak ingin terburu-buru menerapkannya. 
Baca Juga :OJK Ā Edukasi Penyandang Disabilitas

“Kita lihat lagi kan tergantung profil nasabahnya. Kemudian juga kami ada KPR yang DP 1 persen untuk KPR mikro. Itu lebih baik daripada 0 persen,” kata Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Maryono. 

Menurutnya, dengan DP 1 persen, masyarakat semestinya tidak terbebani karena persentase tersebut sudah sangat kecil. Dengan adanya DP, nasabah lebih mempunyai tanggung jawab untuk mengangsur karena merasa sudah mengeluarkan dana berupa DP. 

Menurut Maryono, pertumbuhan KPR saat ini masih pesat di tengah kenaikan suku bunga acuan. Meski belum menerapkan DP 0 persen, permintaan KPR masih tumbuh di atas 20 persen. Permintaan KPR yang tumbuh tinggi terutama terjadi pada KPR untuk rumah pertama dan rumah menengah ke bawah. 

Dalam IPEX tahun ini, BTN menargetkan transaksi KPR sebesar Rp 5 triliun dalam bentuk KPR subsidi maupun nonsubsidi. Rinciannya, Rp4,5 triliun KPR nonsubsidi dan Rp500 miliar untuk KPR subsidi. 

Kegiatan ini diikuti oleh 149 pengembang yang menawarkan sekitar 730 proyek. Di antara proyek yang ditawarkan salah satunya adalah proyek dengan konsep baru di Indonesia, yakni Transit Oriented Development atau TOD. TOD adalah hunian berupa apartemen yang dibangun di atas stasiun kereta commuter line.(rin/das)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook