JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis pertumbuhan industri asuransi pada 2024 akan terus positif. Hal itu ditunjang oleh pernyataan dari pemerintah dan beberapa lembaga internasional yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh dengan inflasi rendah.
‘’Kondisi-kondisi itu yang menurut OJK sangat baik untuk membangun optimisme bagi industri asuransi. Hanya saja tetap perlu mewaspadai situasi global yang bergejolak, dan kondisi iklim yang tidak menentum,’’ ujar Deputi Komisioner Bidang Pengawasan, Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Iwan Pasila, Rabu (6/12).
Dia mengingatkan industri asuransi nasional untuk terus melihat perkembangan geopolitik yang terjadi di beberapa negara. ‘’Kita di Indonesia khususnya di industri perasuransian, kita harus conscious karena ini (konflik global) khususnya Israel-Palestina akan mempengaruhi daya beli dari calon pemegang polis kita untuk membeli,’’ jelasnya.
Secara umum permodalan di industri asuransi di Indonesia masih kuat, khusus industri asuransi jiwa mencatatkan RBC 435,98 persen, jauh di atas ketentuan yang ditetapkan regulator sebesar 120 persen. Peluang industri asuransi untuk tumbuh pada 2024 juga masih sangat besar karena pada 2022 tingkat literasi baru 31,7 persen dan inklusi asuransi 16,6 persen.
CEO dan President Director Chubb Life Indonesia Kumaran Chinan berkomitmen penuh untuk menyelaraskan dengan visi OJK untuk meningkatkan indeks literasi keuangan melalui berbagai kegiatan. Hal itu dilakukan guna memberdayakan masyarakat Indonesia agar lebih tangguh dalam menyiapkan masa depan keuangan mereka.
”Tentu kami berkomitmen menghadirkan beragam produk kepada nasabah dan mitra distribusi kami, kemudian melayani nasabah dengan lebih baik melalui pengembangan penawaran produk dan teknologi digital yang didukung oleh underwriting dan layanan klaim terkemuka,” katanya.
Saat ini, Chubb memiliki 15 kantor pemasaran di seluruh Indonesia yang diperkuat sekitar 5.000 agen dan 400 telemarketers berlisensi untuk melayani 2,24 juta nasabah. Tercatat, hingga Desember 2022, tingkat kecukupan modal atau Risk Based Capital (RBC) Chubb yang lumayan besar yakni mencapai 1.336,25 persen. Kumaran melanjutkan, pihaknya akan memperluas saluran distribusi untuk menjangkau lebih banyak nasabah. Hal itu mencakup kemitraan dengan saluran non-tradisional seperti fintech, platform e-commerce, dan startup insurtech. ‘’Kita yakin tahun depan kinerja akan lebih baik, apalagi kami juga memperkuat layanan dengan teknologi digital,’’ tegasnya.(jpg)