ANTISIPASI KENAIKAN HARGA PANGAN

Masyarakat Diajak Terapkan Food Wise dan Urban Farming

Ekonomi-Bisnis | Selasa, 22 November 2022 - 10:05 WIB

Masyarakat Diajak Terapkan Food Wise dan Urban Farming
Tanaman sayuran di perkarangan rumah atau urban farming. Pemerintah mengimbau masyarakat memanfaatkan area sekitar rumah untuk ditanam. (INTERNET)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Menjelang akhir tahun, harga kebutuhan pangan biasanya mengalami kenaikan. Terlebih sudah beberapa waktu terakhir, cuaca ekstrim melanda daerah-daerah produsen bahan pangan yang juga berimbas pada kenaikan harga.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Pekanbaru, Alek Kurniawan mengajak masyarakat melakukan langkah antisipasi. Di antaranya menerapkan food wise dan urban farming dengan memanfaatkan lahan kurang produktif dan lainnya.


"Kami mengajak masyara­kat kita untuk lebih bisa efisien menggunakan bahan pangan atau istilah dari kita itu food wise, yakni bisa mengkonsumsi bahan pangan sesuai yang kita butuhkan saja," terangnya, Senin (21/11).

Gerakan food wise sendiri dinilainya sebagai upaya bijak dan penghematan kebutuhan pangan. Hal tersebut dinilainya penting mengingat berdasarkan data dari Food and Agriculture Organization (FAO), sebanyak 30 persen bahan makanan terbuang sia-sia setiap tahunnya.

"Jangan kita masak atau belanja atau yang ada di piring makan kita, sebetulnya kebutuhan kita setengah tapi kita full kan. Kalau kita lihat secara langsung (gerakan food wise, red) mungkin percuma. Tapi kita harus rasakan dampaknya sangat luar biasa," ujarnya.

Selain bijak dalam mengelola dan mengkonsumsi makanan, ia juga mengajak masyarakat Pekanbaru untuk memanfaatkan pekarangan rumah dan lahan kurang produktif untuk memenuhi keperluan rumah tangga. Seperti sayuran, cabai dan lainnya. "Daerah kita memang bukan daerah penghasil beras. Tapi, daerah kita ini sebetulnya subur. Bisa dimanfaatkan untuk urban farming dengan memanfaatkan area yang ada di rumah. Gerakan sepeti ini perlu di lakukan di rumah tangga. Saya rasa (kalau sudah berjalan, red) nggak perlu lagi beli sayur di luar," paparnya.

Alek juga menilai sebenarnya kenaikan harga pangan bukan hanya dipengaruhi oleh faktor cuaca ekstrem saja. Namun, penyesuaian harga BBM dan pupuk yang terjadi belakangan juga mempengaruhi fluktuasi tersebut. "Ya itu juga berpengaruh terhadap nilai tukar produksi atau nilai jual petani. Harga pun jadi disesuaikan," sambungnya lagi.

Namun, meski begitu, ia meminta masyarakat untuk tidak risau. Selain bisa melakukan langkah-langkah antisipasi tadi, pemerintah dikatakannya juga mengambil upaya dan langkah untuk mencegah terjadinya lonjakan yang tinggi terhadap harga pangan.

"Yang jelas untuk beras dan minyak goreng itu harganya ditentukan oleh pemerintah. Kalau sayuran itu bisa fluktuasi," jelasnya.(azr)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook