JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Holding Badan Usaha Milik Negara Ultra Mikro (BUMN UMi) fokus memperkuat interlink digital segmen usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan UMi. Langkah tersebut sebagai upaya transformasi dan keberlanjutan bisnis ke depan.
"Jadi kalau memang tuntutannya digitalisasi ya tidak mungkin kita akan manual terus, nasabahnya saja semua sudah pakai digital, masa kita akan tetap pakai business model yang manual," kata Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso, Senin (20/9).
Terbentuknya holding UMi, maka terjadi kolaborasi platform digital. Baik dari BRI sebagai induk, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) (PNM). Ketiga entitas perseroan tersebut telah menyiapkan platform UMi Corner.
Melalui platform tersebut akan terkoneksi secara langsung dengan existing digital platform BRI, Pegadaian dan PNM. Seperti, BRI e-FORM, BRISPOT (aplikasi proses pinjaman digital BRI), BRILink Mobile (aplikasi digital untuk Agen BRILink), Selena (Sistem Pengelolaan Pipeline Penjualan Pegadaian), Aplikasi Agen Pegadaian, serta Inisiasi Mekaar (aplikasi proses pinjaman digital PNM).
Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI Yunita Resmi Sari mengatakan, melalui holding UMi diharapkan mampu mendorong penyaluran kredit kepada pelaku UMKM, termasuk UMi. Sebab, tidak sedikit UMKM yang membutuhkan kredit modal kerja baru untuk menutup kewajiban kredit yang lama alias refinancing di masa pandemi Covid-19.
Dia memperkirakan baki debet kredit UMKM akan bertambah Rp 280 triliun pada 2024. "Dengan sinergi BRI, Pegadaian dan PNM akan meningkatkan sekitar 4 persen rasio kredit UMKM perbankan nasional," ujar Yunita.
Apalagi, entitas badan usaha milik negara (BUMN) yang terlibat memiliki pasar yang sama. Hanya saja, masing-masing mempunyai keunggulan bisnis yang unik. "BRI yang fokus pada micro banking, Pegadaian dengan pembiayaan berbasis gadai, dan PNM yang model pengajuan pembiayaannya secara kelompok berbasis komunitas," paparnya.(han/dio/jpg)