SEKTOR MIGAS TEKOR 1,67 MILIAR DOLAR AS

Neraca Dagang Surplus 2,91 Miliar Dolar AS

Ekonomi-Bisnis | Selasa, 18 April 2023 - 11:27 WIB

Neraca Dagang Surplus 2,91 Miliar Dolar AS
Statistik BPS Imam Machdi dalam paparannya, Senin (17/4). (ISTIMEWA)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - BADAN Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia pada Maret 2023 mencapai 23,50 miliar dolar AS. Angka ini naik 9,89 persen dibandingkan bulan sebelumnya atau month-to-month (mtm), namun turun 11,33 persen dibandingkan Maret 2022 atau year-on-year (yoy).

Di sisi lain nilai impor Indonesia pada Maret 2023 tercatat 20,59 miliar dolar AS. Angka ini naik 29,33 persen dibandingkan Februari 2023, tetapi turun 6,26 persen dibandingkan Maret 2022.


"Dengan demikian neraca perdagangan RI pada bulan Maret 2023 mengalami surplus 2,91 miliar dolar AS. Diperoleh dari perdagangan sektor nonmigas yang surplus 4,58 miliar dolar AS, namun tereduksi oleh defisit sektor migas yang senilai 1,67 miliar dolar AS,"  terang Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi dalam paparannya, Senin (17/4).

Imam Machdi memaparkan secara kumulatif, ekspor Indonesia pada tiga bulan pertama 2023 atau dari Januari sampai Maret mencapai 67,2 miliar dolar AS. Angka ini naik 1,6 persen dibanding kuartal I 2022 (c-to-c).

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Maret 2023 turun 5,4
persen c-to-c. Demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 5,69 persen c-to-c. Sedangkan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 28,10 persen c-to-c.

"Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Maret 2023 berasal dari Jawa Barat dengan nilai 9,19 miliar dolar AS (13,68 persen), diikuti Kalimantan Timur 7,95 miliar dolar AS (11,83 persen), dan Jawa Timur 6,31 miliar dolar AS (9,38 persen)," jelas Imam.

Di sisi lain, pada tiga bulan pertama 2023, impor Indonesia tercatat mencapai 54,95 miliar dolar AS. Angka ini turun 3,28 persen dibanding kuartal I 2022.

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Maret 2023 adalah Cina 15,04 miliar dolar AS (32,26 persen), Jepang 4,25 miliar dolar (9,12 persen), dan Thailand 2,92 miliar dolar (6,26 persen). Impor nonmigas dari ASEAN 8,07 miliar dolar AS (17,31 persen) dan Uni Eropa 3,38 miliar dolar AS  (7,24 persen).

"Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–Maret 2023 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang modal 896,5 juta dolar AS (10,50 persen) dan barang konsumsi 125,5 juta dolar AS (2,73 persen), namun bahan baku/penolong turun 2,884 miliar dolar AS (6,60 persen)," ujarnya.(esi)

Laporan JPG, Jakarta









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook