SURABAYA (RIAUPOS.CO) -- Bukan hanya kota-kota besar, properti di daerah pun menggeliat. Namun, pertumbuhannya belum dibarengi dengan modernisasi broker atau agen properti. Mayoritas broker properti di daerah masih menjalankan usaha mereka secara tradisional.
Ketua Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) Jawa Timur (Jatim) Rudy Sutanto mengatakan bahwa pasar properti di beberapa kabupaten dan kota madya berkembang. Misalnya, Madiun, Banyuwangi, dan Pasuruan. Itu disebabkan pertumbuhan perekonomian di tiga daerah tersebut juga positif. "Perkembangan properti mulai menggejala di daerah-daerah," katanya kemarin (12/2).
Salah satu faktor yang membuat properti di kabupaten dan kota madya bergairah adalah pembangunan infrastruktur, khususnya jalan tol. Seperti arus lalu lintas di jalan tol, laju perekonomian dari kota ke daerah-daerah pun makin kencang. Selain itu, banyak pabrik di kawasan industri yang direlokasi ke daerah demi upah minimum tenaga kerja yang lebih rendah. Itu jelas akan menyuburkan properti di daerah-daerah.
"Di daerah itu masih didominasi broker tradisional dan broker perorangan. Padahal, sekarang usaha agen properti sudah berkembang pesat," jelasnya. Karena itu, dia mengajak para broker di daerah untuk bergabung dengan Arebi. "Ke depan, kami siapkan pelatihan bagi para broker di daerah," ungkapnya.
Bukan hanya pelatihan, Arebi juga akan mengarahkan para broker itu untuk meningkatkan profesionalitas mereka. Yakni, kewajiban mengantongi SIU-P4 (surat izin usaha perusahaan perantara perdagangan properti). Untuk itu, mereka juga harus mengikuti uji kompetensi sertifikasi broker properti.
Untuk mewujudkan harapannya, Rudy menggandeng Kadin Jatim. Tujuannya, menambah jumlah kantor dewan pimpinan cabang di daerah-daerah. Saat ini jumlah cabang di daerah baru dua. "Keinginan kami bisa bertambah. Setidaknya ada lima cabang," ucapnya. Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi Kadin Jatim Deddy Suhajadi menyatakan bahwa para kepala daerah yang wilayahnya dilewati jalan tol harus sigap. (res/c20/hep/jpg)