JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) serius menyikapi rencana Uni Eropa (UE) mengenakan bea masuk antisubsidi sebesar 8-18 persen untuk biodiesel dari Indonesia. Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyampaikan, pemerintah terlebih dahulu akan melayangkan nota keberatan ke UE.
Jika upaya negosiasi ini tak direspons positif, Indonesia bakal membalas UE dengan mengenakan bea masuk produk olahan susu (dairy products). Nota keberatan rencananya akan dikirimkan ke UE lima hari lagi.
"Kami menyampaikan nota keberatan dalam selisih waktu lima hari lagi. Tadi pagi saya rapat, breakfast meeting di kantor Wapres, saya sampaikan, saya laporkan, kita (akan) menyampaikan nota keberatan," kata Enggartiasto ditemui usai meresmikan Indonesia Great Sale dan pameran Mall-to-Mall 2019, di Tangerang, Rabu (14/8).
Lebih lanjut, Enggartiasto menyampaikan pihaknya juga mengundang importir dairy products untuk membahas rencana ini. Pasalnya, pengenaan bea masuk dairy products asal UE tentu akan berdampak terhadap kegiatan produksi mereka.
"Saya sudah undang importir dairy products. Saya akan selenggarakan business matching. Dairy products yang mereka pakai dari UE, untuk sementara dialihkan dari Amerika, dari negara-negara lain," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, masalah tarif memang seolah menjadi senjata bagi setiap negara untuk melakukan proteksi perdagangan. Namun, jika perang tarif ini tidak kunjung selesai, maka akan berisiko terhadap pertumbuhan ekonomi yang melambat.
"Kita selalu berusaha berunding dengan negara lain, dengan WTO (World Trade Organization) juga. Tapi, saya rasa kita juga harus mencari pasar ekspor baru dan meningkatkan konsumsi dalam negeri," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Senin (13/8).
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi