EKONOMI-BISNIS

Tiga Hari ke Depan IHSG Bakal Tertekan Dampak Peningkatan Kasus Covid-19 di Eropa

Ekonomi-Bisnis | Senin, 29 November 2021 - 10:14 WIB

Tiga Hari ke Depan IHSG Bakal Tertekan Dampak Peningkatan Kasus Covid-19 di Eropa
Tiga Hari ke Depan IHSG Bakal Tertekan Dampak Peningkatan Kasus Covid-19 di Eropa (INTERNET)

BAGIKAN



BACA JUGA


Jakarta (RIAUPOS.CO) - Varian Covid-19 Omicorn menjadi sentimen utama penekan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pekan ini. Pelaku pasar khawatir potensi penyebaran varian baru itu berdampak yang lebih besar dari Delta. Ditambah, potensi gelombang keempat pandemi di Uni Eropa.

"Berpeluang melemah dengan support di level 6.485 sampai 6.400 dan resistance di 6.650 hingga 6.750. Cenderung BOW (buy on weakness) ketika IHSG terjadi pelemahan," kata Direktur Ekuator Swarna Investama Hans Kwee kepada Jawa Pos (JPG), Ahad  (28/11).


Dia mengungkapkan, para investor di bursa Eropa tengah memantau krisis akibat meningkatnya kasus infeksi Covid-19 varian teranyar. Hal tersebut mendorong beberapa negara di Benua Biru untuk memberlakukan lockdown. 

"Peningkatan kasus Covid-19 di Eropa menjadi salah satu sentimen negatif yang mempengaruhi pasar keuangan termasuk pasar saham Indonesia. Dan menjadi salah satu penekan pasar saham dalam satu sampai tiga hari ke depan," terangnya.

Di dalam negeri, Hans menyebut sebenarnya data ekonomi sangat baik. Namun, keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menyatakan UU Cipta Kerja inkonstitusional secara bersyarat bisa memicu sentimen negatif di pasar. MK pun memberikan waktu dua tahun kepada pemerintah dan DPR untuk merevisi. 

"Sebenarnya keputusan MK ini lebih fundamental mempengaruhi perekonomian nasional dan berpotensi menimbulkan sentimen negatif bagi iklim investasi Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono mengatakan, perdagangan bursa selama sepekan lalu ditutup bervariasi. Pergerakan IHSG turun 2,36 persen di posisi 6.561,55 dari 6.720,26 pada pekan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi harian bursa juga mengalami penurunan 6,99 persen dari 26,047 miliar saham menjadi 24,227 miliar saham.

Meskipun demikian, kenaikan terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa. Terkerek sebesar 9,16 persen menjadi Rp14,471 triliun. "Investor asing pada Jumat (26/11) mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp145,74 miliar. Sepanjang 2021 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp38,69 triliun," papar Yulianto.(han/dio/das)

Laporan JPG, Jakarta









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook