Modal Asing Masuk Rp91 T, Pemilu Tak Bikin Rupiah Melemah

Ekonomi-Bisnis | Senin, 15 April 2019 - 12:30 WIB

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Menjelang berlangsungnya pesta demokrasi pada 17 April, kurs rupiah masih menguat terhadap dolar AS. Pada penutupan perdagangan Jumat (12/4), rupiah berada di posisi Rp14.090 per dolar AS. Sepanjang pekan lalu, rupiah menguat 0,49 persen terhadap dolar AS. Bank Indonesia (BI) optimistis penyelenggaraan pemilu legislatif dan pemilu presiden tidak akan membuat rupiah keok.

”Kami melihat inflow masih masuk terus, baik pasar SBN maupun saham. Bahkan, sekarang inflow dibanding tahun lalu yang malah outflow,” jelas Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di kompleks gedung BI akhir pekan lalu.

Baca Juga :AS Setujui Penjualan Senjata ke Israel Senilai Rp2,3 T

Aliran modal asing yang deras menunjukkan investor asing masih menaruh kepercayaan kepada Indonesia. Mereka biasanya mengamati outlook pertumbuhan ekonomi dan profit growth. Selain itu, mereka melihat outlook inflasi, cadangan devisa, hingga besaran current account deficit (CAD).

Sampai pertengahan April 2019, jumlah aliran modal asing yang masuk mencapai Rp 91 triliun. Dana tersebut masuk melalui pasar saham dan surat berharga negara (SBN). Perinciannya, dari pasar saham, aliran modal asing yang masuk mencapai Rp 3,8 triliun. Sisanya Rp75 triliun berada di pasar SBN.

Tahun lalu pada periode yang sama, justru terjadi outflow pada pasar saham Rp24,9 triliun. Sedangkan jumlah inflow ke pasar SBN hanya Rp34,5 triliun. ”Inflow masih bagus, lelang SBN juga terus oversubscribed. Kalau pasar SBN lebih besar dari tahun lalu, artinya mereka (investor asing, red) percaya outlook kita,” imbuhnya.

Direktur Eksekutif-Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah menambahkan bahwa BI tetap berada di pasar untuk memastikan ketersediaan likuiditas. Pihaknya juga tetap siaga untuk memastikan kestabilan pasar SBN, terutama bila terjadi arus modal keluar yang dapat memicu pelemahan rupiah.

”Kapasitas BI untuk membeli SBN di pasar sekunder sangat besar. Namun, bila masuk pasar, tetap dilakukan dengan tetap menjaga price discovery yang efisien dan daya saing imbal hasil SBN agar tetap menarik bagi arus modal masuk,” tambahnya.(ken/c10/oki/das)

Editor: Eko Faizin









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook