JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pos baru sebagai direktur utama Perum Bulog setelah diangkat oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno pada Jumat (27/4/2018) lalu ditempati oleh Jenderal Purnawirawan Polisi Budi Waseso.
Buwas, sapaannya, diangkat setelah pensiun sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Diakuinya, dua jabatan itu sama-sama mulia. Jika di BNN dirinya mengemban tugas untuk menyelamatkan generasi bangsa, di Bulog dia mengemban tugas untuk menyelamatkan perut rakyat seluruh Indonesia.
Akan tetapi, pria kelahiran Pati Jawa Tengah itu mengakui, menjadi Dirut Bulog adalah pertaruhan bagi dirinya. Secara terang-terangan, dia menyebut tugasnya cukup membuat pening kepalanya.
“Bulog ini pertaruhan buat saya, dulu waktu di BNN saya disenangi ibu-ibu. Mereka bilang ngerasa aman anak-anaknya dari narkoba. Tapi, saat masuk Bulog saya ada potensi untuk dibenci ibu-ibu kalau beras mahal. Baru satu menit saya jadi dirut Bulog aja sudah ditelponin. Sampai pening kepala saya,” katanya di kantornya, Jakarta, Senin (14/5/2018).
Demikian halnya dalam soal pasokan. Kendati barang yang diurus sama-sama berwarna putih, tetapi tentunya ada perbedaan yang mencolok tentang pasokan dan permintaan antara sabu dan beras.
Dia berseloroh, jika urusan sabu permintaannya yang harus ditekan pasokannya yang harus dihilangkan, sementara beras pasokannya harus digenjot sehingga permintaan terpenuhi.