JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Duta Besar Republik Rakyat Cina Lu Kang, Selasa (12/4). Dalam pertemuan tersebut, Indonesia berharap dukungan Cina dalam penyelenggaraan Presidensi G20 tahun ini. Terlebih, saat ini, tensi geopolitik sedang meningkat akibat konflik Rusia-Ukraina.
Indonesia akan mengangkat sejumlah isu penting dalam Presidensi G20 nanti. Termasuk pengaruh dan dampak terhadap ekonomi dunia akibat konflik Rusia-Ukraina. Misalnya terkait energi, komoditas pangan, dan inflasi. Selain itu, juga ketahanan kesehatan global menghadapi pandemi.
Airlangga mengatakan, Indonesia sudah mengundang seluruh negara G20 untuk hadir. "Indonesia berharap Presiden RRC juga dapat hadir pada penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia," ujar Menko Airlangga dalam keterangan, Rabu (13/4).
Airlangga menambahkan, hubungan Indonesia dengan Cina sudah terjalin erat sejak lama. Hubungan keduanya menciptakan kerja sama di berbagai bidang. Dalam perdagangan, Cina menjadi salah satu mitra Indonesia. Saat ini, nilai perdagangan Indonesia-Cina mencapai 100 miliar dolar AS.
Investasi Cina, lanjutnya juga terus meningkat dan termasuk dalam lima besar negara investor bagi Indonesia. Salah satu investasi RRC yakni terkait hilirisasi industri dan pembukaan politeknik industri. Investasi ini memiliki dampak pada peningkatan kapasitas pendidikan. Hal ini membuka peluang bagi ekspor Indonesia untuk dapat beralih dari bahan baku menjadi produk olahan.
Menko Airlangga juga memberikan contoh investasi Cina yang ramah lingkungan yakni pembangunan industri dan kemitraan dengan Cina di Bintan untuk pengolahan bauksit.
Ketua Umum Partai Golkar ini juga menyambut baik adanya Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama ekonomi digital dengan RRC. Airlangga menegaskan, hal tersebut sejalan dengan agenda utama dalam Presidensi G20 Indonesia. Selain itu, Menko Airlangga juga membahas terkait program-program di bidang ekonomi, infrastruktur, pangan, nilai tambah industri, hilirisasi, dan metal yang memiliki kesamaan dengan RRC.
Menko Perekonomian mengatakan, Indonesia mengharapkan adanya alih teknologi untuk produktivitas komoditi pangan dalam rangka mendorong produksi pertanian di luar Jawa seperti di Kalimantan dan Bangka Belitung. Hal tersebut penting untuk meningkatkan cadangan pangan di tengah situasi saat ini.
Dubes RRC Lu Kang menanggapi harapan dukungan negaranya untuk Indonesia dalam Presidensi G20. Ia memprediksi pembahasan isu geopolitik pada acara G20 akan lebih dominan. Lu Kang berharap agar Presidensi G20 Indonesia berjalan lancar dan hubungan kemitraan Indonesia dengan RRC semakin kuat.
Lu Kang mengaku, negaranya tertarik untuk menanamkan investasi terkait perumahan di Kalimantan. "Saat ini RRT berupaya mengatasi kemiskinan. Pemerintah RRT tertarik untuk terlibat dalam investasi terutama perumahan di Kalimantan untuk industri," ujar Dubes Lu Kang.(ifr/esi)
Laporan EKA GUSMADI PUTRA, Jakarta