JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Sebagai perwujudan komitmen penuh terhadap pertumbuhan industri nasional, PGN siap melayani keperluan gas bumi nasional sesuai dengan perannya sebagai sub holding gas untuk mengelola bisnis midstream dan downstream gas bumi nasional. PGN berkeyakinan gas masih menjadi sumber energi yang efektif, efisien, kompetitif dan ramah lingkungan untuk mendukung pertumbuhan industri nasional.
Seperti wacana mengenai kebutuhan DMO (domestic market obligation) gas bumi dan LNG, keberpihakan pemerintah terhadap kebutuhan gas domestik sudah cukup baik. Namun utilisasi dari komitmen gas bumi untuk domestik masih perlu ditingkatkan, khususnya kebutuhan akan pertumbuhan infrastruktur gas yang lebih massif. Salah satu upaya untuk meningkatkan pasokan gas bumi dengan tingkat keekonomian yang diminta oleh beberapa pihak adalah DMO gas.
Saat ini, PGN telah mengelola 96 persen infrastruktur gas bumi. Dengan ekspektasi pemerintah supaya harga gas lebih murah dan efisien, Direktur Utama PGN Gigih Prakoso mengatakan, di tahun 2020 PGN akan berupaya keras meningkatkan efektivitas dan efisiensi pada seluruh kegiatan operasi. Selain DMO gas untuk menjawab solusi pasokan gas yang berkelanjutan, PGN juga akan mengelola bisnis gas bumi secara terintegrasi pada jaringan gas (jargas) konvesional termasuk nonpipa CNG dan LNG.
"Dari hasil diskusi dengan pemerintah, PGN akan mengembangkan bisnis-bisnis baru. DMO gas menjadi salah satu solusi untuk menjaga pertumbuhan industri nasional, yang tentunya dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder secara jangka panjang yaitu pemerintah dan investasi hulu yang menarik," ungkap Gigih Prakoso, kemarin.
Memasuki tahun 2020, PGN telah bersiap untuk mengembangkan infrastruktur gas secara massif baik di tahun 2020 maupun dalam jangka pendek menengah. Pertama, PGN berupaya untuk meningkatan perluasan pembangunan jaringan transmisi Gresik-Semarang dengan panjang 272 km.
Sedangkan untuk pembangunan jaringan distribusi gas bumi, ditargetkan lebih dari 180 km, dengan rincian di Jawa ± 60 km dan di Sumatera ± 120 km. Target tersebut akan semakin mendekatkan visi menyatukan infrastruktur pipa trans Sumatera dan Jawa.
"Jawa Timur menjadi salah satu concern PGN. Agar bisa memberikan dampak yang makin massif, pemanfaatan gas melalui layanan yang terintegrasi, PGN akan mengembangkan terminal LNG Teluk Lamong dengan kapasitas 40 BBTUD. Termasuk bisnis LNG filling di Teluk Lamong dengan kapasitas 10 BBUTD untuk wilayah baru yang belum terjangkau infrastruktur pipa di sejumlah kota di Jawa Timur Bagian Selatan, Barat, dan Timur," ungkap Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama.
Selain itu, secara massif, PGN juga akan melaksanakan pembangunan Jargas Rumah Tangga, dengan dana APBN sebanyak 266.070 sambungan di 49 kabupaten/kota.
Pembangunan ini ditargetkan dapat memberikan efisiensi untuk pelanggan rumah tangga, mengurangi beban subsidi, dan mengurangi impor LPG sekitar 0,24 juta ton.(fiz)
Laporan JPG, Jakarta