OTOMOTIF

Eks Engineer Buka Rahasia, Ternyata Sistem Autopilot Tesla Tak Secanggih yang Dibayangkan

Ekonomi-Bisnis | Senin, 09 Oktober 2023 - 17:37 WIB

Eks Engineer Buka Rahasia, Ternyata Sistem Autopilot Tesla Tak Secanggih yang Dibayangkan
ILUSTRASI (INTERNET)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Teknologi swakemudi atau kemampuan mengemudi otomatis Tesla memang masih banyak menimbulkan pro dan kontra di beberapa pasarnya. Akibat bisa mengemudi sendiri, banyak kejadian kecelakaan timbul karena driver sepenuhnya menggunakan teknologi tersebut tanpa adanya intervensi si sopir.

Baru-baru ini, gugatan di Florida mengklaim bahwa seorang pria meninggal akibat penggunaan autopilot Tesla karena perusahaan tidak “memperbaiki masalah yang diketahui” dengan perangkat lunak tersebut. 
 
Beberapa engineer atau insinyur Tesla mengonfirmasi dalam dokumen pengadilan bahwa itu tidak dirancang untuk menghindari kecelakaan tersebut. Tidak secanggih yang dibayangkan. Meski begitu, pihak keluarga menyalahkan Tesla atas kematian orang yang mereka cintai.
 
Kasus ini bukanlah hal baru. Hal serupa juga terjadi pada bulan Mei 2019 ketika pengemudi Jeremy Banner meninggal setelah menabrak sisi lebar kendaraan roda 18 dengan Tesla Model 3 miliknya. Dia menggunakan Autopilot 10 detik sebelum menabrak truk dan gagal menghindari kecelakaan tersebut.
 
Alasan detailnya tidak diketahui. Hal baru saat ini adalah pengakuan dua insinyur pada tahun 2021 bahwa perangkat lunak tersebut tidak dirancang untuk menghindari kecelakaan semacam itu. Lagi-lagi tidak secanggih yang dibayangkan.
 
Salah satu insinyur yang dikutip oleh Bloomberg mengatakan jika ada lalu lintas silang atau potensi lalu lintas silang, autopilot Tesla pada saat itu tidak dirancang untuk mendeteksinya. Pernyataan itu dan pernyataan serupa datang dari insinyur kedua pada waktu yang hampir bersamaan dianggap sebagai kecaman karena Tesla gagal menjalankan tugasnya. 
 
Pihaknya mengetahui pada saat kecelakaan Banner bahwa kejadian serupa pernah terjadi pada tahun 2016. Dalam kecelakaan sebelumnya, seorang pria lain tewas setelah Model S miliknya menabrak sisi trailer semi-truk. 
 
Sekali lagi, alasan mengapa pria tersebut tidak menghindari kecelakaan itu sendiri masih belum jelas. Ketika hal itu terjadi, dilansir via Carscoops, Tesla mengeluarkan pernyataan belasungkawa kepada keluarga tersebut tetapi juga mencatat bahwa "bila digunakan dengan benar oleh pengemudi yang penuh perhatian dan siap untuk mengambil kendali setiap saat, pengemudi yang didukung oleh autopilot lebih aman dari pada mereka yang beroperasi tanpa bantuan".
 
"Ada bukti dalam catatan bahwa terdakwa Tesla terlibat dalam pelanggaran yang disengaja dan/atau kelalaian besar karena menjual kendaraan dengan sistem autopilot yang diketahui Tesla rusak dan diketahui telah menyebabkan kecelakaan fatal sebelumnya," kata keluarga Banner di keluhan yang diubah


Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook