Industri Keuangan Digital Sasar Konsumen Produk Fashion

Ekonomi-Bisnis | Senin, 07 Februari 2022 - 10:17 WIB

Industri Keuangan Digital Sasar Konsumen Produk Fashion
Aktivitas jual beli ritel modern untuk fashion sepatu di salah satu pusat perbelanjaan, beberapa waktu lalu. (PUGUH SUJIATMIKO/JPG)

SURABAYA (RIAUPOS.CO) - Industri keuangan digital memperluas segmen konsumen. Salah satunya, segmen pakaian dan produk fashion lainnya. General Manager Kredivo Lily Suriani mengatakan, layanan pembiayaan digital atau biasa disebut paylater sudah dimanfaatkan banyak masyarakat.

Saat ini nasabah tidak hanya menggunakan layanan tersebut untuk produk elektronik. "Data kami menunjukkan bahwa nilai transaksi di kategori fashion tahun lalu sudah meningkat 50 persen dibandingkan 2020," ujarnya, Ahad (6/2).


Dia mengatakan, masyarakat semakin memperhatikan penampilan diri tahun ini. Sebab, mayoritas sudah kembali beraktivitas di luar rumah. Pihaknya pun berupaya untuk memberikan akses produk fashion yang lebih luas kepada konsumen.

Perseroan bekerja sama dengan PT Mitra Adiperkasa Tbk yang merupakan salah satu perusahaan retail mode terbesar di Indonesia. "Saat ini MAP punya 2.600 outlet di 81 kota," paparnya.

Ke depan, Kredivo juga berupaya memperluas layanan dengan bekerja sama lebih banyak brand. Sebelumnya, tambah Lily, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan penyedia barang furnitur, bahkan maskapai. Upaya tersebut dilakukan untuk mempermudah masyarakat membeli barang dan jasa meski belum memiliki dana yang cukup.

Di sisi lain, pihaknya terus mencoba untuk mengedukasi masyarakat mengenai industri keuangan digital. "Saat ini indeks literasi keuangan masih berada pada angka 38,03 persen. Padahal, indeks inklusi keuangan 76,19 persen," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jawa Timur Bambang Mukti Riyadi mengatakan, fintech punya manfaat bagi pelaku usaha yang biasanya punya arus keuangan cepat. Misalnya, pedagang pasar.

Karena itu, dia mendorong pemanfaatan pinjol untuk kredit sektor produktif. Apalagi, trennya meningkat. Tahun lalu total penyaluran sektor produktif sudah mencapai 53 persen. Padahal, pada 2019 penyerapannya hanya mencapai 29 persen.

Per November tahun lalu, di  Jawa Timur penyaluran pinjaman fintech tercatat mencapai Rp3,4 triliun. Nilai tersebut tumbuh 113,6 persen. "Jumlah pemberi pinjaman naik 46,1 persen menjadi 86 ribu entitas. Sedangkan peminjam terdongkrak 58,2 persen menjadi 2,9 juta entitas," paparnya.(bil/c7/dio/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook