JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Bank Indonesia (BI) mengungkapkan virus corona (Covid-19) telah menyerang sektor pasar keuangan dunia termasuk Indonesia. Namun, kondisi ini tidak sama pada krisis seperti krisis pada 1998 maupun 2008 silam.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan, krisis keuangan saat ini berlangsung seperti efek domino seiring dengan percepatan penyebaran virus Covid-19 di seluruh dunia.
"Pandemi Covid 19 ini menimbulkan masalah yang kompleks, karena menyangkut kemanusiaan ekonomi dan keuangan, penyebarannya terjadi sangat cepat dan meluas ke seluruh dunia," ujarnya saat video conference bersama Komisi XI DPR RI, Jakarta, Senin (6/4).
Perry menyebut, jumlah kasus di luar Cina lebih banyak dibandingkan di wilayah virus itu berasal. Terlihat di negara maju seperti seperti Amerika Serikat (AS) dan belahan negara di Eropa lainnya seperti Italia, Spanyol, Jerman dan Prancis yang tercatat ditemukan lebih dari 300 ribu kasus.
"Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan kasus positif yang terjadi di Cina sebesar 82.000," tuturnya.
Perry menyebut, meluasnya pandemi di luar Cina mengakibatkan kepanikan pasar sehingga banyak investor yang melepas aset keuangan di seluruh dunia. Mereka melepas obligasi sampai emas dan memilih simpanan dalam bentuk tunai.
"Mata uang dolar AS masih 80 persen dari mata uang dunia," katanya.
Ketakutan ini pun, lanjutnya, secara otomatis menggerus sektor pariwisata, hotel, restoran, dan penerbangan. Selain itu, kebijakan negara dalam melakukan pembatasan wilayah pun mempengaruhi sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM), serta perdagangan ekspor impor.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi