JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Harga emas global menguat karena data gaji non-pertanian di Amerika Serikat (AS) yang suram dan dampak ekonomi yang makin dalam akibat wabah virus korona Covid-19. Mengutip laman Reuters, harga logam mulia di pasar spot naik 0,2 persen menjadi USD 1.618,90 per ounce pada pukul 07.53 WIB. Sedangkan emas berjangka Amerika Serikat stabil di posisi USD 1.645,90 per ounce.
Berdasarkan laporan Departemen Tenaga Kerja AS, pada akhir pekan lalu pertumbuhan lapangan pekerjaan signifikan karena langkah-langkah ketat untuk mengendalikan wabah virus korona yang memukul aktivitas bisnis dan pabrik. Sementara pergerakan dolar AS melesat ke level tertinggi lebih dari satu minggu terhadap rival utama, membuat emas lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.
Selain itu, tingkat kepercayaan konsumen Inggris mencatat penurunan terbesar dalam lebih dari 45 tahun, menurut survei yang dirilis Senin. Ini lantaran melebarnya penghentian aktivitas ekonomi untuk mengekang penyebaran virus tersebut telah menghantam keuangan rumah tangga.
Sementara Bank of England tidak akan melakukan pencetakan uang yang tidak dapat dikembalikan untuk mendanai lonjakan pengeluaran pemerintah karena bank itu berusaha melindungi ekonomi Inggris dari krisis virus korona. Sehingga pasar emas fisik di pusat-pusat utama Asia melihat lonjakan permintaan, sementara yang lain bergulat dengan pasokan dan aktivitas yang tidak aktif di tengah penguncian global.
Logam lainnya, seperti palladium turun 0,6 persen menjadi USD 2.175,81 per ounce, sementara platinum melonjak 2 persen menjadi USD 734,82 per ounce dan perak naik 0,4 persen menjadi USD 14,45 per ounce.
Harga jual logam mulia emas batangan Antam hari ini, Senin (6/4) turun Rp 3.000, ke level Rp 931.000 per gram. Sementara itu, harga buyback atau pembelian kembali emas Antam hari ini turun Rp 3.000 ke level Rp 832.000 per gram.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman