PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat, perekonomian Riau selama 2019 mengalami pertumbuhan sebesar 2,84 persen dan menjadi angka tertinggi yang dicapai Riau jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sejak 2013 lalu.
Hal ini disampaikan oleh Kepala BPS Provinsi Riau Misfaruddin. Ia juga menuturkan jika tanpa migas perekonomian Riau tumbuh hingga 4,87 persen, lebih cepat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 4 persen.
"Pada 2019, ekonomi Riau tumbuh 2,84 persen, membaik dibanding tahun 2018 sebesar 2,37 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha," kata Misfaruddin.
Selain itu pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha pengadaan listrik dan gas yang tumbuh 14,02 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga yang tumbuh sebesar 16,14 persen.
Produk domestik regional bruto (PDRB) tahun 2019 atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp765,20 triliun meningkat dibanding tahun 2018 yang sebesar Rp755,44 triliun. Atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 mencapai Rp495,85 triliun meningkat dibanding tahun 2018 yang sebesar Rp482,16 triliun.
Kendati demikian PDRB Riau menurun satu tingkat di posisi keenam se Indonesia , dimana sebelumnya Riau menempati posisi kelima setelah DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sumatra Utara.
"Kita urutan enam se-Indonesia dan urutan kedua di luar Pulau Jawa. Kondisi ini terjadi akibat terus menurunnya produksi Migas di Riau. Apalagi adanya peralihan pengelolaan Blok Rokan dari CPI ke Pertamina, dan memerlukan waktu untuk bisa bangkit kembali," ungkap Misfaruddin.(a)