JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (4/1) kemarin, melemah di tengah pelaku pasar yang menunggu rilis notulen rapat bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).
Rupiah pagi kemarin melemah 14 poin atau 0,09 persen ke posisi Rp15.615 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.601 per dolar AS.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, ia sempat memperkirakan adanya potensi penguatan rupiah sebelum pasar dibuka karena indeks saham Asia terlihat menguat yang mengindikasikan sentimen pasar terhadap aset berisiko cukup bagus. ''Namun pelemahan terjadi, mungkin karena pasar mengantisipasi rilis notulen rapat The Fed dini hari nanti,'' ujar Ariston.
Menurut Ariston, pelaku pasar bisa saja menyimpulkan The Fed masih mendukung ekonomi suku bunga tinggi yang mendorong penguatan dolar AS lagi. ''Selain itu pasar juga masih mewaspadai potensi perlambatan ekonomi global yang mendorong pasar menahan diri masuk ke aset beresiko,'' kata Ariston.
The Fed akan merilis risalah dari pertemuan kebijakan Desember pada Rabu (4/1) waktu AS dan pelaku pasar akan mempelajari pembacaan petunjuk tentang langkah bank sentral selanjutnya.
Bulan lalu The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, menjadikan kisaran target suku bunga dana federal menjadi 4,25-4,5 persen, sebagai bagian dari upaya terbarunya untuk mengendalikan inflasi. Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp15.560 per dolar AS hingga Rp15.650 per dolar AS.(jpg)