Ramai-Ramai Tinggalkan Kota Palu

Ekonomi-Bisnis | Kamis, 04 Oktober 2018 - 15:45 WIB

PALU (RIAUPOS.CO) - Gempa bumi dahsyat 7,4 SR disertai tsunami, tanah bergerak di wilayah Selatan Kota Palu dan Kabupaten Sigi, hingga tanah longsor di Perumnas Balaroa Palu Barat, Jumat (28/9) terus menyisahkan trauma warga. Gempa susulan yang masih terjadi hingga memasuki hari kelima pascagempa, ditambah isu meresahkan warga. Mulai dari penjarahan sejumlah toko di Kota Palu, isu imbauan meninggalkan Kota Palu karena akan terjadi gempa yang paling dahsyat. Juga isu Kota Palu akan tenggelam karena akan ada gempa susulan dan tsunami.

Bukan itu, saja beredar isu-isu meresahkan warga yang dikhawatirkan Kota Palu akan ikut terkena terjangan fenomena tanah bergerak dan mengeluarkan lumpur dan bencana longsor di wilayah Perumnas Kecamatan Palu Selatan.

Baca Juga :Gagal Diracun, Kartini Dibunuh Pakai Palu

“Ini isu-isu bikin kami khawatir. Apalagi masih saja terjadi guncangan gempa susulan. Bikin panik kami saja infonya,” ujar seorang ibu yang enggan menyebutkan namanya, saat bersiap-siap meninggalkan Kota Palu bersama beberapa keluarga di Jalan Setia Budi, kemarin siang.

Menurutnya, siang dan malam terjadi gempa susulan. Kadang hanya berselang beberapa menit. Sehingga mereka pun memutuskan meninggalkan Palu ke Kota Luwuk, Kabupaten Banggai.

“Ramai-ramai orang tinggal Palu pergi ke luar kota,” ujarnya.

Pemandangan yang sama terlihat rombongan lain keluarga di salah satu posko korban bencana Jalan S Parman juga terlihat sedang bersiap ke luar Kota Palu ke Kabupaten Poso.

Salah satu pria dari rombongan, Kewu (43) mengatakan, melihat pemberitaan di tv, video amatir terjangan tsunami, tanah bergerak disertai lumpur dan tanah longsor membuat keluarga khususnya kakek dan nenek menjadi khawatir.

“Saya disuruh jemput ponakan di Palu sama orangtua, supaya ponakan dievakuasi saja di Poso,” katanya.

Menurutnya, semua orang di kampungnya melihat berita di tv, video dan foto-foto berbeda di media sosial dan di grup-grup WhasApp mengerikan. Ditambah isu-isu yang meresahkan, ada isu akan ada gempa susulan berkekuatan besar dan akan terjadi tsunami susulan. Kelihatannya Kota Palu akan lumpuh. Belum lagi aksi brutal warga yang menjarah di toko-toko yang tidak hanya mengambil bahan makanan, tapi sudah barang elektronik dan barang berharga lainnya.  “Saya memang datang hanya khusus jemput ponakan-ponakan ini. Setelah siap hari ini juga (kemarin, red) langsung balik ke kantor,” ujarnya.

Menurutnya, saat dari Poso hendak ke Palu, kendaraan roda empat dan roda dua yang hendak keluar kota Palu  melalui jalur darat tidak putus-putus. Pokoknya pas masuk jalur trans Toboli-Kebun Kopi kendaraan padat merayap, ditambah lagi ada beberapa titik longsor. Sehingga kendaraan tertahan di kebun kopi.

ATM Bisa Diakses, Listrik Mulai Pulih

Memasuki hari kelima pascagempa, berangsur-angsur sektor ekonomi mulai pulih. Hal ini ditandai dengan telah berfungsinya fasilitas ATM di Kota Palu, meski sangat terbatas. Pantauan Radar Sulteng (JPG), ATM yang beroperasi yakni di Bank Mandiri Cabang Utama Palu, Jalan Sam Ratulangi, Palu Timur. Di ATM ini tampak warga menarik uang tunai. Sementara, di luar ATM petugas gabungan TNI Polri tampak berjaga.

Eksan, polisi Polda Metro Jaya Jakarta yang diperbantukan ke Palu, mengungkapkan, dirinya telah berjaga di bank sejak Senin (3/10). Sejak itu pula ATM berfungsi. Adapun jam operasional layanan ATM sejak pukul 09.00 sampai 17.00 Wita. “Bisanya juga sampai jam 4 sore, tergantung ketersediaan bahan bakar,” ungkap Eksan. Dia menambahkan, sejak dibuka layanan ATM, tidak ada ancaman keamanan yang bararti. Selain layanan ATM yang mulai pulih, aliran listrik juga pulih. Meskipun sangat terbatas dan hanya di wilayah tertentu saja. Seperti di kawasan kantor Telkom Jalan Juanda dan Markas Korem 132 Tadulako Jalan Sudirman, yang merupakan pusat Komando Operasi Tanggap Darurat Bencana.(uq/jpg)

Pantauan JPG, pada pukul 17.45 Wita, aliran listrik juga ada di sekitar posko pengungsian Taman Vatulemo Palu, yang merupakan alun-alun kantor Wali Kota Palu. Begitu pun di Posko Pengungsian Rujab Gubernur Sulteng di Jalan M Yamin. Hal ini juga tampak dari menyalanya lampu Penerangan Jalan Umum (PJU).

Selain itu, situasi Kota Palu sudah mulai kondusif. Beberapa SPBU di Kota Palu sudah mulai beroperasi dengan pengawalan ketat petugas gabungan TNI-Polri lengkap dengan senjata. Seperti yang terpantau di SPBU Muhammad Yamin, SPBU Yos Sudarso dan SPBU Sisingamangaraja.

Di tiga SPBU ini, tampak warga antre teratur dengan menjejerkan jeriken mereka. Tampak ratusan jeriken diikat dengan tali. Jeriken ini milik warga yang menggunakan kendaraan roda dua. Sementara warga dengan kendaraan roda empat mengantre bersama kendaraannya.

Namun berbeda dengan sehari sebelumnya, di mana setiap warga dibatasi hanya membeli seharga Rp30 ribu per jeriken. Kali ini pantauan Radar Sulteng (JPG) setiap jeriken bisa diisi full sebanyak 5 liter.(uq/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook