SURABAYA (RIAUPOS.CO) – Wacana subsidi kendaraan listrik berdampak negatif terhadap pelaku industri. Dealer mengaku rencana itu menekan animo calon konsumen. Mereka berharap pemerintah bisa segera memberikan kejelasan terkait isu tersebut.
Direktur Wuling Perdana Yudi Irawan Wijaya menjelaskan, niat dalam wacana tersebut sebenarnya bagus. Jika pemerintah mendiskon Rp80 juta per mobil, masyarakat bakal lebih tertarik dengan mobil listrik. ’’Apalagi, mobil kami berada di kisaran Rp250 juta–300 juta. Potongan tersebut luar biasa besar,’’ tuturnya, Selasa (3/1).
Yang jadi masalah, lanjut dia, wacana tersebut membuat banyak calon konsumen yang sudah berniat membeli mobil listrik kini menunda keputusan. Alhasil, penjualan menurun.
Sebelum isu subsidi, Yudi menyebutkan, pemesanan Air ev di jaringan wilayah Jatim mencapai 100 unit per bulan. Dari inden tersebut, pihaknya bisa mengantarkan 70–80 kendaraan. ’’Tapi, sekarang closing pemesanan kami berkurang. Sebagian mengatakan ingin menunda pemesanan meski sudah memberikan uang tanda jadi,’’ jelasnya.
Pertumbuhan demand kendaraan listrik sudah kencang. Pasalnya, pemerintah sudah memberikan insentif terhadap pembeli. Mulai subsidi pajak dan bea balik nama hingga pemasangan stasiun pengisian pribadi.
Yudi berharap pemerintah segera memberikan kejelasan terkait wacana subsidi tersebut. Dengan demikian, masyarakat tidak berharap dan menunda belanja mereka.(bil/c6/dio/jpg)