Bonus Demografi versus Bencana Demografi

Ekonomi-Bisnis | Kamis, 07 September 2017 - 14:10 WIB

Bonus Demografi versus Bencana Demografi

Secara singkat, mari kita perbaiki secara berkesinambungan pola program pendidikan vokasi kita, dan jangan belokan peran dan fungsi dari program pendidikan vokasi menjadi sumber pendapatan semata dari berbagai universitas. Dan yang juga yang tak kalah pentingnya, berbagai program magang di banyak lembaga pemerintahan maupun swasta, hentikanlah anak magang hanya  diberi tugas sebagai tukang antar surat dan tukang fotokopi surat. Sepatutnya anak magang itu diberikan program khusus tersendiri terkait dengan keterampilan dan hal itu walaupun  adalah peran kecil, namun merupakan bagian dari persiapan anak bangsa menjadi tenaga yang terampil dan siap pakai kelak.

Yang lebih penting lagi adalah perlunya diterapkan aturan baku secara nasional tentang pemberlakuan sertifkasi bagi berbagai profesi. Sehingga harga dari suatu keahlian bisa terstandarisasi, seperti halnya berlaku di negara-negara maju. Hal itu  akan mendorong para generasi muda tidak perlu selalu ngotot masuk S1 lalu sulit cari kerja, dan nantinya tentu akan memilih masuk kepada program pendidikan vokasi (D1,

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

 D2 dan D3), namun bisa langsung terampil pada bidang pekerjaan yang perlu keterampilan. Ya, pada akhirnya, hidup itu memang pilihan, the life is a choice.

Kita memang terlalu asyik untuk hanya banyak berwacana dan bahkan jago sebagai pengamat dalam mencermati kondisi Indonesia yang masuk pada era Bonus Demografi. Mari kita wujudkan karya nyata untuk tingkatkan kualitas SDM agar Indonesia tidak terjerembab pada era Bencana Demografi.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook