PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - MENGAWALI tahun 2023, PT Perkebunan Nusantara V resmi mulai memanfaatkan kendaraan listrik sebagai bagian dari kendaraan operasional di lingkungan perusahaan. Sebanyak enam kendaraan sepeda motor listrik mulai difungsikan sebagai kendaraan operasional di Kantor Direksi PTPN V, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
Hal itu mengantarkan PTPN V sebagai anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III Persero pertama yang memanfaatkan kendaraan non emisi tersebut.
Chief Executive Officer PTPN V Jatmiko Santosa mengatakan, kehadiran enam sepeda motor listrik Gesits yang merupakan hasil kreasi anak bangsa tersebut merupakan langkah awal dari program pengadaan kendaraan listrik di PTPN V. ''Alhamdulillah. Ini adalah bentuk nyata kami dalam mendukung kebijakan pemerintah untuk memperluas penggunaan kendaraan listrik. Kehadiran enam sepeda motor buatan anak bangsa ini juga merupakan langkah awal kami dalam memanfaatkan kendaraan listrik lebih luas di PTPN V,'' kata sosok yang dinobatkan sebagai Top 100 CEO 2022 tersebut, Ahad (1/1).
Selain itu, Jatmiko menjelaskan bahwa pemanfaatan kendaraan listrik sebagai bagian dari kendaraan operasional itu selaras dengan arahan Holding Perkebunan Nusantara III Persero.
Secara bertahap, perusahaan perkebunan sawit dan karet yang terus mencatatkan kinerja gemilang selama tiga tahun tersebut tersebut akan menambah kendaraan listrik menggantikan kendaraan konvensional. Salah satu yang tengah dipertimbangkan dalam waktu dekat ini adalah pengadaan bus listrik.
Meski begitu, saat ini pihaknya masih terus berdiskusi dan menganalisa spesifikasi bus listrik yang rencananya akan dihadirkan pada tahun depan itu sesuai dengan wilayah operasional perusahaan yang menjangkau berbagai wilayah terpencil di penjuru Bumi Lancang Kuning.
Lebih jauh, Jatmiko menuturkan bahwa pemanfaatan kendaraan listrik tersebut sejalan dengan program dekarbonisasi yang masif dilakukan perusahaan sejak 2019 silam. Di antaranya adalah upaya menekan emisi gas rumah kaca melalui pembangunan instalasi pembangkit tenaga biogas yang kini terpasang dan beroperasi di lima pabrik kelapa sawit PTPN V.
Hal itu menjadikan PTPN V sebagai perusahaan perkebunan milik negara terbesar yang mengelola pembangkit biogas se lingkungan holding Perkebunan Nusantara dengan memanfaatkan gas metana dari limbah cair kelapa sawit atau palm oil mill effluent (POME). ''Sejatinya langkah yang kita tempuh ini sejalan dengan program strategis nasional (PSN) tentang dekarbonisasi PTPN Grup serta selaras dengan komitmen Indonesia dalam melaksanakan dekarbonisasi menuju Indonesia Net Zero Emissions pada 2060 mendatang,'' tuturnya.
''Kita berusaha menyelaraskan semua kebijakan yang telah ditempuh dalam tiga tahun terakhir dalam upaya mendukung percepatan transisi energy,'' kata Jatmiko.
Pemerintah Indonesia telah menargetkan pencapaian Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat. Untuk itu, pemerintah terus mendorong percepatan transisi energi. Salah satu upayanya ialah dengan gencar mengembangkan ekosistem Electric Vehicle (EV) atau kendaraan listrik dan memaksimalkan energi baru terbarukan.(ifr)
Laporan ELVY CHANDRA, Pekanbaru