SALAH FAHAM SAAT ACARA PESTA HIBURAN ORGEN TUNGGAL

Dua Kelompok Pemuda Baku Hantam di Desa Penebal

Bengkalis | Kamis, 28 Juli 2022 - 16:39 WIB

Dua Kelompok Pemuda Baku Hantam di Desa Penebal
Kepala Desa Temeran Arifin menggelar pertemuan untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi antara pemuda Desa Penebal dan Desa Temeran yang juga dihadiri masing-masing perwakilan desa di Kantor Desa Temeran, Rabu (27/8/2022) (RPG)

BENGKALIS  (RIAUPOS.CO) -- Dua kelompok pemuda antara Desa Penebal dan Desa Temeran, Kecamatan Bengkalis, terlibat baku hantam. Peristiwa dipicu oleh salah faham saat acara hiburan orgen tunggal di salah satu rumah warga yang menggelar pesta pernikahan, Senin (25/7/2022) sekitar pukul 23.10 WIB.

Akibatnya, banyak warga dari kedua desa yang mengalami luka-luka. Meski tidak begitu parah, namun peristiwa itu sempat dibawa ke Kantor Desa Temeran pada keesokan harinya, Selasa (26/7/2022).


Namun karena dari pihak pemuda Desa Penebal tidak datang, maka upaya perdamaian secara musyawarah batal digelar dan pada Rabu (27/7/2022) barulah dilakukan musyawarah kembali.

Namun dalam pertemuan itu tidak ada titik temu, karena dari pihak pemuda Desa Temeran yang banyak mengalami luka memar tidak terima dan membuat laporan ke Polres Bengkalis, Rabu (27/7/2022) sekitar pukul  20.00 WIB.

"Sudah saya laporkan. Ini karena tidak ada kata sepakat perdamaian, karena kami yang banyak mengalami luka memar sebanyak 8 orang," ujar Deri (19), selaku korban pengeroyokan, usai membuat laporan di Polres Bengkalis, Kamis (28/7/2022).

Sementara itu, informasi yang berhasil di rangkum di lapangan menyebutkan, peristiwa baku hantam antar pemuda terjadi di sela-sela kegiatan hiburan malam resepsi pernikahan di Desa Penebal, Kecamatan Bengkalis. Seperti biasa, setiap usai pesta kenduri, malam harinya, tuan rumah memberikan hiburan malam orgen tunggal, sebagai hiburan masyarakat setempat.

Namun, entah kenapa saat hiburan malam berlangsung, salah seorang pemuda dari Desa Temeran tiba-tiba membuat suasana berubah. Sehingga, pemuda Penebal yang tak terima langsung berusaha membalas, hingga terjadilah baku hantam dua kelompok dari dua desa tersebut.

Atas peristiwa itu, pemuda Temeran tidak terima dan mengadukannya kepada kepala desa (Kades) setempat. Sehingga, difasilitasi Kepala Desa Temeran Arifin dibantu Babinkamtibmas setempat berusaha mendamaikan. Namun, perdamaian itu berujung kesepakatan ganti rugi senilai Rp20 juta.

Akan tetapi, kedua belah pihak tidak sepakat. Pasalnya, pemuda Desa Penebal yang turut menjadi korban menilai, jika mereka diperas atau dipaksa dengan harus membayar Rp20 juta, sebagai biaya perobatan.

"Hasil mediasi atau perdamaian tercapai. Tapi, soal uang Rp20 juta yang dituntut pemuda Temeran itu tidak bisa dipenuhi. Karena, nilainya tidak sedikit. Sementara ini terjadi akibat ulah pemuda Temeran yang datang ke Penebal dan mencoba berbuat onar," ujar Muhadi perwakilam warga Desa Penebal, yang turut memediasi damai baku hantam tersebut.

Sementara itu, Kepala Desa Temeran Arifin, Rabu (27/7/2022) membenarkan peristiwa tersebut. Arifin mengatakan, proses mediasi damai berlangsung di Kantor Desa Temeran dihadiri sejumlah pemuda dari kedua desa.

"Pertemuan tadi itu dihadiri sekitar 23 orang. Lupa saya jumlah pastinya. Peristiwa acara pesta pernikahan yang berlanjut malam hari acara hiburan. Dalam acara itu terjadi baku hantam di Desa Penebal," ujarmya.

Terkait baku hantam itu, Deri warga Temeran yang mengaku korban mengatakan, malam itu dirinya melihat temanmya selisih faham saat acara berlangsung dan saat dirinya akan melerai malah ditolak oleh pemuda Penebal dan pada saat itulah, salah paham ini malah menjadi besar.

"Saya ingin melerai kawan saya yang sedang berselisih waktu itu, malah saya yang dituduh memukul. Saya juga sempat dipanggil ke pentas oleh Babinkamtibmas untuk menyelesaikan itu. Tapi waktu saya ingin naik ke pentas, malah kepala saya dipukul dan mengalami luka memar di bagian pelipis," ujarnya.

Ia menjelaskan, malam itu terjadi baku hantam dan ada 8 orang temannya yang dipukuli dan mengalami luka-luka akibat dipukul dengan kayu dan kursi plastik.

"Setelah kejadian sempat dilakukan perdamaian di Desa Temeran, namun dari pihak pemuda Desa Penebal tidak hadir dan pada Rabu (27/7/2022) mereka datang, tapi tidak ada kata sepakat, maka kasus ini saya lanjutkan," ujarnya.

Terkait permintaan uang Rp20 juta yang diajukan Deri bersama kawan-kawanya, tidak dibantah. Karena dari pihaknya banyak mengalami luka-luka, karena ini untuk pengobatannya, namun tidak disetujui oleh pihak pemuda Desa Penebal dan hanya menyanggupi Rp1,5 juta dan terakhir malah ingin dikasi Rp3 juta.

"Ya, memang ada kami minta, karena kami yang banyak mengalami luka parah, karena tak sepakat, kami malamnya langsung buat laporan ke Polres Bengkalis," ujarnya.

Terhadap laporan itu, Kasat Reskrim Polres Bengkalis AKP Reza melalui Kanit 3 Pidana Umum, Dodi saat dikonfirmasi di ruang merjanya, Kamis (28/7/2022) siang tidak berada di tempat. Namun saat dikonfirmasi melalui telepon genggamnya membenarkan adanya laporan tersebut.

"Maaf sedang makan siang. Ya, ada laporan polisinya dan kami saat ini sudang menugaskan anggota untuk datang ke TKP di Desa Penebal. Sabar ya hasilnya nanti kami sampaikan," ucapnya singkat.

Laporan: Abu Kasim (Bengkalis)
Editor: Rinaldi









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook