PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dua kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Kabupaten Bengkalis masih belum terungkap. Meski pihak kepolisian sudah menyatakan dua kasus tersebut terjadi karena faktor disengaja, namun hingga kini Korps Bhayangkara belum berhasil mengungkap.
Untuk kasus pertama terjadi karhutla terjadi di Kabupaten Bengkalis pada Rabu (19/4/2023) lalu. Ada 16 hektare lahan yang hangus pada saat itu. Luasan lahan terbakar berada di Desa Dungun Baru seluas 10 hektare dan Desa Teluk Lecah seluas 6 hektare.
Terbaru terjadi di Pulau Rupat, Bengkalis, pada 14 Mei 2023. Api baru bisa dipadamkan pada 19 Mei, atau 6 hari setelahnya. Meski telah padam, saat ini petugas gabungan di lokasi masih melakukan pendinginan hingga hari ini Jumat (26/5/2023).
Kapolres Bengkalis AKBP Setyo Bimo sebelumnya mengatakan, hasil pemeriksaan ahli karhutla terjadi bukan karena faktor alam. Melainkan disengaja. Namun sampai saat ini pihaknya sama sekali belum berhasil menangkap pelaku pembakaran.
Begitu juga dengan karhutla yang terjadi di Pulau Rupat. Dari hasil penyelidikan pihaknya, lahan seluas 10 hektare yang terbakar diduga terjadi karena faktor kesengajaan. Namun pihaknya belum bisa mengungkap maupun menangkap para pelaku.
"Sesuai hasil penyelidikan dugaan faktor manusia. Saat ini kami sedang pendalaman untuk mencari pelakunya," ungkap AKBP Bimo saat diwawancarai Riaupos.co, Jumat (26/5/2023).
Untuk di Pulau Rupat, lahan terbakar pertama kali pada 14 Mei 2023. Saat ini masih muncul asap di lokasi kebakaran.
"Hari ini muncul asap namun sesuai pantauan dari darat tidak ada api. Bekas karhutla yang kemarin muncul asap," sebut AKBP Bimo.
Dari pantauan aplikasi Dashboard Lancang Kuning, sambung dia, bisa dipastikan tidak ada lagi titik api di lokasi dimaksud. Namun petugas gabungan dikatakan dia masih berada di lokasi melakukan pendinginan.
"Kemarin (asap) sudah tidak nampak lagi. Hari ini masih ada giat pendinginan oleh personel gabungan," tuturnya.
Laporan: Afiat Ananda (Pekanbaru)
Editor: Edwar Yaman