BENGKALIS (RIAUPOS.CO) - Satu bulan terakhir ini penyeberangan Ro-Ro Tanjung Kapal Kecamatan Rupat, Bengkalis menuju Kota Dumai dikeluhkan masyarakat. Pasalnya ratusan kendaraan roda dua dan empat bermuatan barang, baik TBS kelapa sawit dan barang lainya harus mengantre sampai dua hari.
Pantauan di lapangan, Selasa (24/10) ratusan kendaraan bermotor, khususnya truk bermuatan kelapa sawit berjejer di dermaga Ro-Ro Tanjung Kapal Rupat sampai dua hari dan setelah itu baru bisa menyeberang.
Kondisi itu dikeluhkan masyarakat, karena selain memakan waktu cukup lama, biaya penyeberangan juga sangat tinggi. Untuk sekali keberangkatan pergi dan pulang membawa TBS para sopir truk mengambil waktu selama 4 hari dan biaya penyeberangan PP Rp500 ribu lebih.
“Kami mengalami kerugian yang cukup besar, dengan kondisi penyeberangan seperti ini,” ujar Syamsul salah seorang sopir truk bermuatan TBS kelapa sawit saat mengantre di pelabuhan Ro-Ro Tanjung Kapal, Rupat Selasa (24/10).
Menurutnya, kondisi kapal Ro Ro yang tak memadai, yang hanya beropersi tiga unit dan satu unit saat ini dari keterangan pengelola sedang dilakukan perbaikan, makanya antreannya sangat lama.
“Sampai sekarang belum bisa menyeberang dan antre sejak Senin (23/10) lalu dan sekarang belum tau kapan menyeberangnya,” ujar Syamsul.
Ia menyebutkan, dalam sehari petugas Ro Ro hanya mengoperasikan Ro Ro dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB dengan durasi penyeberangan sebanyak 9 trip.
Hal senada juga dikeluhkan Sofyan. Ia menyebutkan, kondisi penyeberangan Ro Ro yang antre di Rupat ini sudah lama. Ini juga diakibatkan pabrik kelapa sawit (PKS) yang mengalami kerusakan dan ram sawit yang tak mau membeli sawit masyarakat. Sehingga semua pemilik kebun sawit harus menjualnya ke Kota Dumai.
Kepala Dinas Perhubungan Bengkalis Agus Sofian melalui Kepala Bidang Pelabuhan, Sugeng mengatakan, pelabuhan Ro Ro Tanjung Kapal, Rupat-Dumai merupakan wewenang Provinsi Riau.
“Pengelolaannya di bawah wewenang provinsi, Pemkab Bengkalis, Pemko Dumai dan provinsi sedang mengupayakan penambahan dermaga melalui program hibah MCC,” ujarnya.
Kepala Dinas Perhubungan Riau Andi Yanto mengatakan, antrean panjang di Ro Ro Dumai-Rupat memang biasa terjadi ketika musim panen kelapa sawit. Pasalnya, kapasitas kapal yang ada tidak bisa menampung banyak truk pengangkut kelapa sawit.
“Kalau hasil panen sawit di Rupat banyak, memang biasa terjadi antrean panjang. Karena kapasitas kapal yang terbatas, harus berbagi dengan kendaraan lain juga seperti sepeda motor dan mobil pribadi,” katanya.(gem)
Laporan ABU KASIM, Bengkalis