KUOK (RIAUPOS.CO) - Wisata Lubang Kolam yang berada di Desa Merangin, Kecamatan Kuok menelan korban. Salah satu pengunjung yang mandi-mandi di Sungai Kampar, tidak berapa jauh dari lokasi Lubang Kolam, tewas tenggelam.
Kejadian ini berawal saat korban yang bernama Trido Setia Tama (22) berkunjung ke Lubang Kolam bersama 14 temannya pada Ahad (23/7). Mereka yang berasal dari Pekanbaru ini, awalnya hanya bertujuan bersenang-senang menikmati liburan. Tapi malang, malapetaka malah yang terjadi.
Kiki (23) teman korban menceritakan, awalnya pada Ahad (23/7) pagi, mereka berkunjung ke wisata alam Ulu Kasok. Setelah mereka menikmati keindahan alam Raja Ampatnya Riau ini, mereka berkunjung ke Lubang Kolam.
‘’Jadi sekitar 13.30 WIB, kami sampai di Lubang Kolam. Saat sampai, korban bersama lima teman kami yang lain, langsung mandi-mandi di Sungai Kampar. Korban melepas baju, lepas sepatu, meninggalkan handphone di pinggir sungai. Dia langsung terjun ke sungai dengan mengenakan celana jeans,’’ sebut Kiki di sekitar lokasi.
Saat mandi-mandi tersebut lanjut Kiki, korban yang merupakan pedagang asesoris berenang ke tengah sungai. Sementara, lima temanny yang ikut mandi, hanya di tepi saja. Selebihnya, sembilan orang temannya yang lain, hanya duduk di tepi sungai, sambil mempersiapkan makan siang.
Kata Kiki, korban berniat untuk berenang ke seberang. Tapi, saat sampai di tengah, korban kembali lagi ke belakang sampai di tepi. Percobaannya untuk ke seberang, gagal untuk pertama kali. Namun, korban merasa tidak puas. Dia mencobanya sekali lagi.
‘’Jadi, pas yang kedua kali ini, kami sudah larang. Namun dia tetap ngotot untuk ke seberang. Saat sampai di tengah, korban terlihat sudah kelelahan,’’ ujar Kiki.
Saat di tengah itu, korban berada di pusaran air sungai yang lokasinya tidak berapa jauh dari pintu dam PLTA. Seketika, korban tenggelam dan muncul lagi ke permukaan. Terdengar kata Kiki, korban meminta tolong. Tangannya, dilambai-lambaikan ke atas.
Ketika itulah teman-temannya panik, mencoba melakukan pertolongan. Teman-temannya, mengejar Trido yang sudah terbawa arus di pinggir-pinggir sungai. Tapi malang, upaya pengejaran teman-temannya ini tidak berhasil.
Sekitar 200 meter dari tempat korban mandi-mandi, di situlah terakhir kali teman-teman korban melihat lambaian tangannya. Sekitar pukul 14.00 WIB, korban hilang. Tidak ditemukan lagi. ‘’Kita langsung beri tahu kejadian ini ke warga sekitar. Langsung, warga melakukan upaya pencarian,’’ sebutnya.
Beberapa jam setelah kejadian, tim dari Kantor SAR Pekanbaru, datang. Begitu juga dengan aparat kepolisian dan TNI. Bersama dengan warga, semuanya ikut mencari. Perahu karet milik Basarnas, serta sejumlah perahu milik warga di sekitar, diturunkan untuk pencarian.
Pantauan Riau Pos, Ahad (23/7) malam, terlihat warga sekitar sibuk menyusuri Sungai Kampar itu. Hingga tengah malam, warga terus mencari. Bahkan, ada sejumlah paranormal, terlihat di lokasi. Beberapa ritual dilaksanakan di sekitar tempat kejadian. Namun, upaya itu tidak juga berhasil. Hingga subuh tidak juga ditemukan korban.
Hendro, Komandan Tim Pencarian dari SAR mengatakan, pencarian dilakukan sejak pukul 20.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB. Tidak juga kunjung ditemukan, para tim pencarian korban jeda. Selanjutnya pada pukul 02.00 WIB, pencarian dilanjutkan setelah azan Subuh.
‘’Jadi pada pagi, sekitar pukul 07.00 WIB, kami lanjutkan penyisiran. Kami juga dibantu puluhan warga dan beberapa anggota TNI dan Polri serta BPBD. Kami melakukan pencarian di beberapa titik,’’ sebut dia.
Akhirnya, sekitar pukul 08.15 WIB, warga melihat korban mengapung. Tepatnya, di hilir sungai, sekitar 400 meter dari lokasi korban bermandi-mandi. Saat dilihat, langsung tim pencarian dan warga serta aparat lainnya, melakukan evakuasi.
‘’Jadi, korban ini mengapung dengan kondisi berdiri. Warga melihat hanya bagian kepala di permukaan air sungai dari tepi. Nah, langsung kami evakuasi, dan membawa korban ke Puskesmas Kuok untuk identifikasi,’’ sebut Hendro.(*4)