PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Suatu hari, Luna bermain ke rumah sahabatnya Via yang merupakan anak kos. Kos-kosan Via didominasi oleh mahasiswa. Karena masih masa pandemi, hanya beberapa orang saja yang tinggal di sana.
Via sengaja kembali ke kos-kosannya untuk mengurus suatu hal yang tidak dapat diwakilkan. Luna yang merupakan warga Kota Pekanbaru pun memutuskan untuk menemani Via selama di kos. Terlebih Via adalah seorang penakut.
Di suatu malam, tetangga kamar sebelah Via terlihat mengintip di jendela. Namun karena jendela Via dilapisi dengan gorden tipis, tetangga itu sepertinya tidak bisa menemukan apa yang dicari.
Kendati demikian, Via dapat melihatnya dan merasa curiga. Tidak biasanya tetangganya tersebut celingak-celinguk seperti mencari sesuatu.
Keesokan harinya, pagi-pagi seusai salat subuh tiba-tiba ibu pemilik kos mengetuk kamar Via dengan wajah menahan amarah.Via pun kebingungan karena merasa tidak melakukan kesalahan apapun.
Ibu pemilik kos langsung masuk ke dalam kamar dan membuka selimut yang menutupi sekujur badan Luna yang masih tertidur. Namun, Luna tidak terbangun sama sekali.
"Duh, maaf ya Via. Ibu kira kamu bawa cowok menginap," ujar ibu kos merasa bersalah.
Ibu kos pun menceritakan, jika ia mendapat laporan dari salah satu penghuni kos yang mengatakan Via membawa laki-laki ke dalam kamarnya. Terlebih ada sepeda motor laki-laki di tempat parkir, dan sandal gunung di depan kamar kos Via.
"Alamak.... ! Itu motor teman saya Bu. Memang punya abangnya, sih. Kalau sandal itu, Luna memang sandalnya begitu, Bu," jawab Via memberi penjelasan.
"Dasar tetangga julid," kesal Via setelah ibu kos pamit.(anf)