Tukimin (bukan nama sebenarnya) sedang bersenang hati. Petani singkong yang tinggal di Jalan Hangtuah ujung itu baru saja membeli handphone baru.
Suatu hari, ia mendapat telepon dari orang tak dikenal.
"Selamat, Pak! Nomor Anda mendapatkan undian dan berhak menerima hadiah berupa mobil baru," begitu ucap si penelepon kepada Tukimin.
Tukimin yang terkejut mendengar kabar itu langsung berteriak kegirangan dan mengabarinya ke keluarga dan sahabatnya.
"Saya beruntung banget, sudah dapat handpone baru, ini mau dapat hadiah mobil baru pula lagi," kata Tukimin gembira.
"Mimpi apa aku ya? Kok bakal mendapat hadiah mobil baru," sambung Tukimin sambil terseyum-senyum bahagia.
Namun seorang sahabat Tukimin mencoba menjelaskan kepada Tukimin bahwa itu hanya penipuan saja.
"Itu hanya penipuan saja, Min. Yang menelepon itu cuma akal-akalan orang saja dan ingin melakukan penipuan. Itu orang yang tidak bertanggung jawab," jelas sahabatnya.
Namun Tukimin tetap ngeyel ingin mobil itu diuruskan. "Kamu iri kan sama saya kalau saya mau dapat hadiah mobil?" kata Tukimin.
Tapi sahabatnya terus menasehati Tukimin hingga akhirnya Tukimin menjadi ragu. Ia pun menelepon kembali nomor si penelepon tak dikenal itu.
Ternyata, setelah dihubungi Tukimin, si penelpon menjelakan bahwa sebelum ia menerima hadiah mobil, ia harus mengirimkan sejumlah uang terlebih dahulu.
"Tu... kan, kamu gak percaya juga. Itu akal-akalan penipu saja. Saya kan dulu pernah juga mengalami hal tersebut. Ternyata itu penipuan. Setelah uangnya kita kirim, penipu itu menghilang. Nomornya tidak akan bisa dihubungi lagi," jelas sang sabahat.
"Alamaak... ternyata itu cuma penipuan saja. Gak jadi deh dapat mobil barunya," ujar Tukimin.(dof)