PEKANBARU (RIAUPOS,CO) - Sejak beberapa bulan terakhir, semua harga keperluan pokok mulai meroket. Para ibu rumah tangga termasuk Yulia harus memutar otak agar keperluan rumah tangganya tercukupi.
Akhirnya Yulia meminta lagi uang belanja kepada suami, karena uang yang diberikan sudah tidak mampu lagi untuk membeli bahan kebutuhan pokok.
Namun, suami Yulia malah berpikiran buruk kepadanya, karena merasa uang yang diberikan sudah lebih cukup untuk membeli keperluan selama sepekan.
Karena merasa disudutkan terus- menerus, Yulia akhirnya meminta sang suami untuk berbelanja keperluan rumah tangga selama sepekan ke pasar tradisional.
Suami Yulia pun menyanggupi hal tersebut. Ia meminta Yulia memberikan daftar keperluan pokok yang harus dibeli untuk sepekan ke depan.
Sesampainya di pasar, betapa terkejutnya suami Yulia mengetahui harga cabai merah yang dijual Rp100.000 hingga Rp120.000 per kilogram. Sebanding dengan harga daging segar. Alamaak....!!
Semua lorong pasar tradisional yang suami Yulia masuki menawarkan harga yang serupa. Ia pun harus merasakan bagaimana bingungnya mengelola uang belanja dengan harga bahan pokok yang cukup tinggi itu.
Tak sanggup berlama-lama di pasar, suami Yulia pun akhirnya pulang dengan tas belanja yang terlihat ringan. Hanya ada beberapa sayuran yang tampak keluar dari dalam tas.
"Hah.. bagaimana, Bang? Banyak yang dibeli dengan uang yang Abang kasih itu?" tanya Yulia.
Namun, sang suami yang sudah terlihat letih pun hanya bisa memberikan tas yang ia bawa dari pasar sembari mengeluarkan isi bahan kebutuhan pokok yang ia bisa beli.
"Memang gile ye, Dek.. Semua harga di pasar itu mahal. Masak cabai merah dan rawit seharga dengan daging segar. Apa pemerintah ni nak suruh kita makan cabai saja atau makan daging saja ye tanpa bahan makanan yang lainnya," kata suami Yulia.
Mendengar keluh kesah sang suami, Yulia hanya tersenyum sinis. "Ha tahu Abang kan semua mahal. Makanya jangan protes kalau dikasih makan seadanya. Kerja yang rajin biar gaji naik," katanya.(ayi)