PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) - Seiring dengan memasuki musim hujan, status siaga darurat karhutla di Provinsi Riau yang ditetapkan sejak 15 Februari lalu resmi diakhiri. Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan, pemberhentian status siaga darurat bencana karhutla tersebut setelah melihat perkembangan kondisi cuaca di wilayah Bumi Lancang Kuning.
Berdasarkan laporan Badan Metereologi Klimatoligi Geofisika (BMKG) wilayah Provinsi Riau saat ini sudah memasuki musim hujan. "Status siaga darurat karhutla diakhiri per tanggal 31 Oktober. Ini semua karena faktor cuaca.
Kalau prediksi pihak BMKG bulan depan masih musim kemarau, mungkin status siaga darurat karhutla ini belum diakhiri," kata Gubri pada rapat koordinasi pengakhiran status siaga darurat karhutla di Gedung Daerah Riau, Jumat (29/10).
Dilanjutkan Gubri, penetapan status siaga darurat karhutla di Riau tahun ini termasuk yang paling cepat. Karena sudah ditetapkan sejak awal Februari.
"Setelah melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo tentang upaya pencegahan karhutla, setelah itu status siaga langsung ditetapkan," sebutnya.
Meskipun status siaga darurat karhutla sudah diakhiri, namun pihaknya tetap akan menyiagakan personel. Sehingga ketika sewaktu-waktu terjadi karhutla bisa langsung diatasi agar tidak meluas.
"Meskipun status siaga sudah diakhiri, bukan berarti kami tidak bekerja. Tim tetap ada yang siaga, mengantisipasi jika terjadi karhutla," sebutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubri juga menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu mengantisipasi dan mengatasi karhutla di Riau.
"Terima kasih kepada tim yang sudah bersama-sama mengatasi dan mengantisipasi karhutla. Mulai dari TNI-Polri, BPBD, Manggala Agni, pihak swasta serta pihak BNPB," ujarnya.
Sementara itu, luas karhutla di Riau pada 2021 terpantau menurun dibandingkan 2020 lalu. Pada 2020 lalu, luas karhutla di Riau mencapai 1.600,41 ha, sedangkan 2021 seluas 1.400,08 ha. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edy Afrizal mengatakan, untuk 2020 lalu, ada lima kabupaten/kota yang tergolong cukup luas kejadian karhutla yakni Kabupaten Indragiri Hilir 479 ha, Bengkalis 384 ha, Siak 176 ha, Pelalawan 142 ha dan Kota Dumai 95 ha.
"Sementara untuk 2021, daerah dengan luas karhutla terbanyak yakni Bengkalis 418 ha, Dumai 172 ha, Indragiri Hilir 164 ha, Rokan Hilir 153 ha dan Siak 110 ha," kata Edy Afrizal.
Sementara itu, untuk jumlah hot spot di Riau 2021 sebanyak 2.497 titik. ‘’Kemudian juga masih adanya perilaku masyarakat yang belum ramah lingkungan. Seperti membuka lahan dengan membakar," sebutnya.
Kemudian juga lokasi karhutla yang masih sulit dijangkau, keterbatasan sumber air, serta terbatasnya sarana dan prasarana.
"Selain itu juga upaya pemulihan area pascakarhutla belum maksimal dilaksanakan," sebutnya.(adv/sol)