PROSTITUSI PRIA TIMUR TENGAH DI CIANJUR

Tarif PSK Maroko Rp 10 Juta, Lokal hanya Rp 1 Jutaan

Advertorial | Rabu, 30 Oktober 2019 - 13:21 WIB

Tarif PSK Maroko Rp 10 Juta, Lokal hanya Rp 1 Jutaan

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Nama Kota Bunga Cianjur, Jawa Barat, belakangan sangat ngetop di media sosial (medsos) wilayah Timur Tengah (Timteng). Namun bukan karena aneka wahana wisata indah yang tersaji di sana. Melainkan karena wisata seksual yang ditawarkan beberapa mucikari.

Praktik prostitusi itu akhirnya diendus polisi. Setelah melalui beberapa pengintaian, polisi berhasil membekuk empat mucikari. Merekalah yang mempromosikan wisata seksual Kota Bunga ke pria Timteng.

Hingga kemarin (29/10) sudah ada delapan perempuan yang dijual para mucikari tersebut ke para lelaki mesum asal Timteng. Di antara delapan perempuan itu, satu orang adalah warga Maroko.

Wakil Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Kombespol Agus Nugroho menjelaskan, beberapa waktu lalu memang beredar kabar viral di medsos warga Timteng. Berisi tentang adanya kampung wisata seksual di Kota Bunga Cianjur. Penyidik Dittipidum Bareskrim pun bergerak. ”Ini persoalan nama bangsa,” tegasnya.

Polisi lantas memantau Kota Bunga. Hasilnya, memang benar ada layanan seksual semacam itu di vila-vila tertentu. Namun tidak sebombastis seperti yang diviralkan di medsos Timteng.

Agus memaparkan, empat tersangka yang berperan sebagai mucikari adalah Kunang Jaya alias Om Gress, Amelia Sundari, Nana Supriyatna, dan Oki alias Yandi. ”Mereka diduga bersama-sama memperdagangkan orang,” ucapnya.

Delapan perempuan yang menjadi korban berinisial KH, MN, AY, DK, GN, SA, RT, dan HK. Nah, HK ini merupakan warga Maroko. Sedangkan tujuh lainnya berasal dari Cianjur. ”Tarif untuk HK Rp 10 juta dan korban lainnya dipasangi tarif Rp 1 juta hingga Rp 3 juta,” jelasnya.

HK diketahui telah berkali-kali keluar masuk Indonesia. Berdasar pengakuannya kepada polisi, dia melakukan praktik prostitusi untuk membiayai hidup selama di Indonesia. ”HK ini direkrut Nana Supriyatna dan Oki. Keduanya lalu bekerja sama dengan tersangka lain Kunang Jaya,” bebernya.

Mucikari yang paling berpengaruh dalam kelompok itu adalah Kunang Jaya. Tersangka mengaku telah memperdagangkan lebih dari 50 perempuan. ”Dia juga beroperasi sejak 2015, hampir lima tahun,” urainya.

Kelompok tersebut spesialis mencari lelaki hidung belang asal Timteng. Agus menerangkan, memang jaringan kelompok itu menyasar Timteng. ”Makanya viralnya di sana,” ucap dia di lobi Gedung Awaloedin Djamin Bareskrim Polri kemarin.

Menurut Agus, para korban hanya menerima sekitar 70 persen dari tarif tersebut. Yang 30 persen diambil para mucikari. ”Maka, kami akan terapkan tindak pidana pencucian uang terhadap para mucikari itu,” tegasnya.

 
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook