SINGAPURA (RIAUPOS.CO) - Bak petir menyambar di siang bolong. Ya, begitulah yang terjadi begitu Mesut Ozil memutuskan untuk menyudahi kebersamaannya dengan timnas Jerman. Oezil tidak butuh menunggu sampai usianya kepala tiga atau kansnya membela Die Mannschaft -julukan Jerman- sudah habis.
Kemarin Ozil menyatakan keputusannya untuk mundur dari timnas Jerman, saat caps-nya baru 92 kali. Ozil mengambil keputusan itu kurang dari 30 hari setelah gagalnya Jerman lolos ke fase knockout Piala Dunia pertama sejak 1938. Bukan itu alasannya Ozil pada saat mengambil keputusan gantung sepatu dininya di timnas.
Tapi, Ozil merasa kerja kerasnya ikut membawa Jerman jadi juara dunia 2014 tak dapat dihargai publik Jerman sendiri, terlebih pasca tersebarnya foto kontroversialnya bersama Recep Tayyip Erdogan, Mei lalu. Tak sendirian, saat itu Ozil berfoto bertiga. Dia, Erdogan, dan Ilkay Guendogan -sesama pemain keturunan Turki di timnas Jerman.
Sayang, hanya Ozil yang terus dibombardir hujatan dari fans Jerman. Bahkan sampai di Piala Dunia 2018. ‘’Saya jadi orang Jerman saat kami menang dan kembali jadi orang migran di saat Jerman tumbang,’’ ungkap Ozil, dalam pernyataan mundurnya sebagaimana dikutip di Die Welt.
Ozil menuangkan kekecewaannya yang berujung dengan keputusan mundurnya itu dari surat terbukanya kepada Federasi Sepakbola (DFB). ‘’Dua pekan sudah cukup sebelum saya di hari ini (kemarin WIB) mengambil salah satu keputusan terpenting dalam karir saya ini,’’ imbuh Der Rabe (julukan Ozil).
Sebagai salah satu dari empat pemain keturunan Turki yang pernah membela Jerman, dia sudah memulai jiwa patriotismenya sejak menjadi pemain timnas U-19 Jerman, 2006-2007. Dia lahir dari orangtua sama-sama dari Turki, Mustafa-Gulizar. ‘’Saya memiliki dua hati, hati Turki dan Jerman,’’ ungkap Ozil.
Keputusan mundur ini dia ambil di sebelum tur pramusim Arsenal di Singapura. Di surat terbukanya itu, Ozil juga menjelaskan kenapa dia berfoto dengan Erdogan yang kemudian jadi polemik. Sebagai salah satu bintang top, fotonya itu dikaitkan dengan Erdogan yang saat terjadi pertemuan bersama Ozil sedang bersiap menjalani Pemilu, 24 Juni.
Ozil menyanggah ada nuansa politik di balik pertemuan itu. Dia menegaskan antara dia dan Erdogan sudah saling mengenal sebelumnya. Dia sudah kenal Erdogan sehak 2010, setelah Erdogan dan Angela Merkel bertemu dalam laga uji coba Jerman melawan Turki di Berlin. Nah, sejak itulah dia saling kontak dengan Erdogan. ‘’Pertemuan saat itu (Mei) di London. Kami saat itu bertemu dalam sebuah acara amal. Jadi, sama sekali saya tak tahu menahu soal faktor politis itu,’’ tutur Ozil.
‘’Bagi saya berpose dengan Presiden Erdogan itu tentang respek saya kepada orang yang jadi petinggi di negara tempat asal keluarga saya. Saya tak lupa dengan darimana saya berasal,’’ tegas Ozil. Selain Ozil dan Guendogan, masih ada Emre Can dan Mehmet Scholl pemain dari Turki yang pernah membela timnas Jerman. Bedanya mereka tak tersandung kasus seperti yang dialami Ozil.
DFB sebagai salah satu pihak yang disebut melakukan pelecehan rasis kepada Ozil, tak mau ambil pusing. Dalam pernyataan resminya, DFB menolak jika disangkut-sangkutkan dengan pelecehan rasisme kepada Ozil.
‘’Kami menyesali keputusan mundurnya,’’ klaim DFB, dalam situs resminya. Bagi DFB, ini jadi kejadian pertama pemainnya mundur dari timnas setelah kasus beda ras. Jerman termasuk salah satu dari negara-negara top Eropa yang di belakangnya terdiri dari beberapa ras berbeda.
Itu mengapa kolumnis sepak bola Jerman Raphael Honigstein lewat artikelnya di ESPN, menyebut kejadian ini lebih buruk dari tersingkirnya Jerman dari Piala Dunia.(jpg)