KECAMATAN KUALA KAMPAR MASUK GRAND DESIGN LUMBUNG PANGAN BERORIENTASI EKSPOR WILAYAH PERBATASAN

Komit Jadikan Pelalawan Kawasan Pengembangan Padi

Advertorial | Kamis, 25 April 2019 - 09:01 WIB

Komit Jadikan Pelalawan Kawasan Pengembangan Padi
Bupati Pelalawan HM Harris Meninjau hasil Kualitas Beras Penyalai Karya Kabupaten Pelalawan di kecamatan Kuala Kampar.

PELALAWAN (RIAUPOS.CO) -- Sebagai daerah dengan segala potensi yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang pembentukan 8 (delapan) kabupaten/Kota di Propinsi Riau yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri tanggal 12 Oktober 1999 di Jakarta dan Operasional Pemerintah Daerah tanggal 5 Desember 1999, Kabupaten Pelalawan terus menggeliat memposisikan diri sejajar dan bahkan terdepan diantara daerah otonom lainnya di negeri ini khususnya dalam kemajuan pembangunan pertanian daerah untuk mengangkat ekonomi demi mensejahterakan masyarakatnya.

Melalui semangat Visi Kabupaten Pelalawan 2016-2021 dibawah kemudi kepemimpinan HM Harris - H Zardewan yakni " Inovasi Menuju Pelalawan EMAS (Ekonomi Mandiri, Aman dan Sejahtera)", maka Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Pelalawan terus berkomitmen dalam mengejar produktifitas hasil pertanian sebagai salah satu program yang telah termaktub dalam 7 program yakni Program Pelalawan Makmur. Hal ini dibuktikan dengan terus dilakukannya pembinaan pada masyarakat petani di Kabupaten yang memiliki motto Tuah Negeri Seiya Sekata yang merupakan daerah pemekaran dari kabupaten Kampar ini. Selain melakukan pembinaan, pemerintah juga memberikan bantuan peralatan, bibit, memperluas lahan persawahan demi suksesnya kemandirian pangan di daerah ini.

Tidak hanya itu, guna meningkatkan hasil pertanian tersebut terutama hasil padi (beras), Pemkab Pelalawan juga memberikan sejumlah bantuan berupa peralatan untuk mengolah sawah seperti hand traktor, alat tanam, alat panen, bantuan bibit unggul sampai melakukan pelatihan terhadap para petani. Dari 8.902 Hektar luas pertanian padi yang ada di Kabupaten Pelalawan, 7.380 Hektar diantaranya berada di Kecamatan Kuala Kampar. Sedangkan dikecamatan Kuala Kampar ini, program intensifikasi produksi padi terus dilakukan oleh Pemkab Pelalawan melalui Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Pelalawan dalam menciptakan " Ketahanan Pangan Secara Nasional".

Bupati Pelalawan HM Harris didampingi Plh Kepala Balai Besar Litbang Pasca Panen Pertanian Balitbangtan Kementerian Pertanian Dede Hoerudin Phd Melihat Pengolahan  Padi Menjadi Beras di kecamatan Kuala Kampar, baru-baru ini.

Apalagi Kuala Kampar sebagai lumbung pangan di daerah ini memiliki potensi untuk terus dikembangkan dan ditingkatkan dengan pola tanam dua kali setahun. Pasalnya, Kecamatan Kuala Kampar merupakan salah satu kecamatan yang memiliki potensi yang lebih dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya yang ada di daerah ini dalam hal pengembangan potensi pertanian padi. Dimana luas untuk persawahan di Kecamatan Kuala Kampar mencapai 90 persen dari luas lahan persawahan yang ada di Kabupaten Pelalawan.

Selain meningkatkan pengembangan persawahan di Kecamatan Kuala Kampar, Pemkab Pelalawan melalui Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Pelalawan juga tengah menggalakkan pengembangan persawahan di Kecamatan Teluk Meranti yang saat ini dilakukan dilahan seluas 786 hektar. Kemudian, juga dilakukan pengembangan persawahan di beberapa Kecamatan lainnya yakni kecamatan Kerumutan seluas 224 Hektar, kecamatan Bunut 154 Hektar, kecamatan Bandar Petalangan 142 Hektar, kecamatan Pangkalan Kuras 85 Hektar, kecamatan Pangkalan Lesung 71 Hektar dan Pelalawan 60 Hektar. Sedangkan dari 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Pelalawan, hanya 4 kecamatan yang tidak memiliki lahan pertanian padi yakni kecamatan Pangkalan Kerinci, Ukui, Bandar Seikijang dan kecamatan Langgam. Serta dari luas lahan pertanian padi tersebut, 6.637 Hektar merupakan sawah pasang surut dan sawah tadah hujan 1.005 Hektar.

Bupati Pelalawan HM Harris turun melakukan Panen Raya Padi dikecamatan Kuala Kampar menggunakan handtractor.

Demikian disampaikan Bupati Pelalawan HM Harris didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Pelalawan Ir Syahfalefi Msi kepada RIAUPOS.CO mengatakan, bahwa sejalan dengan kebijakan pembangunan diera Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo dan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla yang dikenal 9 agenda atau nawacita, maka setidaknya ada tiga prioritas pembangunan di Kabupaten Pelalawan. Ketiga pembangunan prioritas tersebut yakni pembangunan kawasan tekno park, pembangunan destinasi wisata bono di Kecamatan Teluk Meranti dan pengembangan kawasan padi di Kecamatan Kuala Kampar.

" Jadi, sebagai daerah yang terletak di Pesisir Timur Pulau Sumatera yang berhadapan dengan jalur pelayaran Selat Melaka dan merupakan perbatasan negara, maka membangun Pelalawan berarti membangun Indonesia dari pinggiran. Untuk pengembangan padi di Kabupaten Pelalawan khususnya di Kecamatan Kuala Kampar ini dengan skala agribisnis akan berdampak bagi peningkatan produktivitas  dan kesejahteran petani serta terwujudnya kedaulatan pangan sebagaimana menjadi target dari nawacita. Sudah sejak lama Pulau Mendol dengan luas wilayahnya kurang lebih 30.000 Hektare, merupakan lumbung padi bagi kawasan pesisir bagian tengah di Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri)," terangnya.

Bupati Pelalawan HM Harris meyerahkan Alat Panen Padi Kepada Kelompok Tani dikecamatan Kuala Kampar

Diungkapkan mantan Ketua DPRD Pelalawan dua periode ini, bahwa penanaman dilakukan dengan pola tradisional dan sebagian telah terjangkau oleh program dari pemerintah, sebelumnya pada tahun 2015 lalu produktivitas padi mencapai kurang lebih 18.000 ton/KG dengan luas baku lahan 7.380 Ha dan luas tanaman 4.799 Ha. Tingkat produktivitasnya yang sebelumnya atau Tahun 2014 lalu  sangat rendah hanya 3,75 Tin Perhektar, dengan pola tanam sekali setahun. Selain infrastruktur yang kurang memadai, sehingga kesulitan dalam mewujudkan  tata kelola air yang memungkinkan untuk meningkatkan pola tanam menjadi IP 200, juga kesulitan mendapatkan benih unggul.

" Saat ini, dengan kerja keras, kerja nyata segala upaya terus dilakukan, melalui sinergiritas upaya khusus (Upsus) nasional secara bertahap telah membuahkan hasil signifikan. Dimana dengan luas lahan 7.380 Ha, menghasilkan produktivitaa lebih dari 5 Ton Perhektar," ujarnya.

Dikatakan Harris, bahwa Kabupaten Pelalawan dengan upaya inovasi telah memiliki 5 varietas padi unggul  pasang surut yang telah dilepas dan launching yakni varietas cekau, karya, boni, mendol dan inpara Pelalawan mempunyai potensi 8,2 Ton. Dengan segala keterbatasan sumber daya manusia (SDM) serta dan infrastruktur pembenihan pada tahun 2013 lau, pihaknya mulai menghasilkan 5,5 Ton benih bersertifikat.

" Dan pada tahun 2018 sudah mencapai lebih dari 4,1 ton atau sekitar 24 persen dari kebutuhan, sehingga keyergantungan dari daerah lain semakin berkurang. Untuk itu saya mengucapkan terima kaaih  kepada para oetanj penangkar, mari kita wujudkan Kabupaten Pelalawan mandiri benih serta kita tingkatkan kedepannya pengembangan kawasan padi nasional difokuskan pada lahan rawa yaitu melalui program serasi (selamatkan rawa sejahterakan petani), sehingga varietas kita punya peluang pasar yang cukup besar," jelasnya.

Bupati Pelalawan HM Harris didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Pelalawan Ir Syahfahlefi Msi saat melihat dan meninjau padi hasil pemurnian yang masih hijau di Desa Sungai Upih kecamatan Kuala Kampar, baru-baru ini.

Namun untuk peningkatan produksi dan produktivitas, sambung Bupati Pelalawan dua periode ini, perlu adanya peningkatkan infrastruktur lahan dan air, alsintan dan sarana prasaran pendukung lainnya yakni untuk mendukung upaya peningkatab IP100 ke IP200. Apabila kendala ini dapat diatasi, setidak-tidaknya dari Kecamatan Kuala Kampar ini berpotensi menyumbangkan produksi padi lebih dari 60.000 ton meningkat dua kali dari kondisi saat ini. Untuk itu, dirinya berharap  dengan telah ditetapkan Kabupaten Pelalawan sebagai kawasan padi oleh keputusan Menteri Pertanian yang juga merupakan wilayah perbatasan dengan posisi geografis yang strategis.

" Dengan berbagai potensi tersebut, kami siap menerima penugasan dari pusat dan berharap kawasan padi di Kabupaten Pelalawan menjadi bagian roadmap Indonesia lumbung pangan dunia 2045. Untuk itu dalam percepatan mewujudkan kesejahteraan petani, maka kita tentunya berharap dukungan dari Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat. Sasaran akhir dari pembangunan menyeluruh adalah peningkatkan kesejahteraan petani. Jadi, dalam rangka modernisaai pertanian dan menyongosng revolusi industri 4.0 perlu dilakukan inovasi atau terobosan baik dari sarana produksi maupun manajemen usaha tani yang memberikan efesiensi pengelolaan usaha tani, baik melalui usaha tani sistem korporasi ataupun dengan sistem terobosan lainnya seperti halnya penyediaan benih unggul dan pembentukan kelembagaan cooperative farming yang telah kita luncurkan beberapa waktu lalu. Dan yang saat ini kita lengkapi dengan sentra pelayanan pertanian padi terpadu (SP3T) yang beberapa waktu lalu juga kita resmikan. Sehingga menjadi semakin berkembang. Karena itu, perlu adanya dukungan semua pihak, baik bumdes, BUMD, bulog dan perbankan, sehingga kesejahteraan petani segera meningkat, terwujudnya Pelalawan makmur yakni menuju Pelalawan EMAS untuk kedaulatan pangan," sebutnya.

Bupati HM Harris melihat cara kerja mesin pemanen padi saat menghadiri Gelar Panen Raya Massal Di Desa Teluk Bakau Kecamatan Kuala Kampar, baru-baru ini. 

 

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Pelalawan Ir Syahfalefi Msi mengatakan, bahwa kebijakan pembangunan pertanian di Kabupaten Pelalawan selalu disinergikan dengan kebijakan pusat. Dimana Kabupaten Pelalawan melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 380 Tahun 2016 sampai saat ini ditetapkan sebagai kawasan pengembangan padi dan juga khususnya kawasan padi Kecamatan Kuala Kampar masuk kedalam grand design lumbung pangan berorientasi ekspor wilayah perbatasan. Oleh karena itulah melalui program strategis Pelalawan makmur, pihaknya terus bersinergi dengan berbagai pihak mewujudkan Pelalawan EMAS melalui pembangunan jangka menengah dalam rencana strategis 2016-2021.

" Padi di Kecamatan Kuala Kampar, manggis di Kecamatan Langgam dan cabai di beberapa Kecamatan, untuk itu kita terus berupaya melakukan percepatan pengembangan kawasan pertanian diantaranya untuk menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi. Isu strategis peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani secara nasional juga menjadi isu strategis di Kabupaten Pelalawan, maka dari itu, kami sadari bilamana pembangunan pertanian tidak bisa lagi sepenggal-penggal, harus komprehensif, mulai dari hulu budidaya sampai hilir pasca panen," katanya.

Ir Syahfalefi menambahkan, bahwa pihaknya menyadari perkembangan teknologi pertanian begitu pesat, oleh karena itu kelembagaan tani dan gapoktan yang ada harus didorong untuk bertransformasi menjadi kelembagaan petani yang berorientasi agribisnis. Maka dengan semangat gerakan inovasi menuju Pelalawan Emas harus melakukan terobisan pengembangan model cooperative farming yang telah dilakukan belum lama ini.

" Dikawasan padi Kecamatan Kuala Kampar ini sejak tahun 2014 ini telah dibagi dalam sembilan blok ddngan luasan lebih dari 400 Ha sampai 700 Ha, sati blok terdiri dari 1 gapoktan yang membawwhi beberapa poktan yakni Desa Sei Upih sebanyak 5 blok, Desa Sei Solok sebanyak 3 blok dan gabungan Desa Teluk Bakau, Desa Teluk Beringin dan Desa Serapung sebanyaj 1 blok. Namun dengan pertimbangan teknis dan sumber daya manusia kita fokuskan blok 3 Desa Sei Upih sebagai model terlebih dahulu, kedeoan  akan kita duplikasi keblok lainnya. Pengembangan padi secara bertahap satu demi satu sudah dijawab dengan lima varietas antara lain permasalag produktivitas dan ketersedian benih unggul sudah dijawab dengan lima varietas dengan umur pendek, permasalahan lahan dan tata kelola air selain koordinasi dengan PUPR, adanya program serasi juga dalan tahap pengajuan kepusat melalui Provinsi,  semoga dapat pertimbangkan menjadi program khuaus wilayah perbatasan, serta yang terkahir permasalahan pasca panen secara sudah dibangun melalui  APBD Kabupaten Pelalawan Tahun 2018 swbanyak 2 unit mesin oengering vertikal dryer kapasitas 10 Ton di Desa Sei Upih dan satu unit lagi berada pada satu paket SP3T. UPPO 1 unit (rumah pengolaha  kandang ternak, alat pengolahan pupuk organjk, kendaraan roda 3 dan terbak sapi) dan untuk menambah amunisasi pertanian kita, dimana pada tahun ini kita mengajukan alat pertanian ke Kementerian Pertanian tahun 2019 ini. Semoga pengajuan kita mendapat respon baik oleh Pemerintah Pusat Nantinya,"tutupnya.(Advertorial/Min)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook