DURI (RIAUPOS.CO) - Pembangunan Duri Islamic Center (DIC) di Dusun Belading, Desa Petani, Kecamatan Bathin Solapan jangan terpaku pada proyek fisik belaka. Hendaknya pembangunan tersebut langsung disertai dengan program pemfungsian DIC tersebut sesuai tahap penyelesaian di mana yang memungkinkan. Harapan tersebut disampaikan pemuka masyarakat Mandau Agus Salim pada Riau Pos, baru-baru ini.
“Pembangunan fisik DIC direncanakan akan berlangsung tiga tahun berturut-turut melalui proyek reguler. Harapan kami, Pemkab Bengkalis bisa langsung pula membuat program untuk memanfaatkan DIC itu sesuai tahapannya,” kata Salim.
Menurutnya, bisa saja disiapkan bangunannya 100 persen dulu, baru kemudian dibuat dan dilaksanakan program untuk mengisi dan memungsikannya. Namun itu bisa berisiko. Apalagi 2020 atau 2021 nanti bakal ada helat demokrasi pilkada tingkat daerah. Sedikit sebanyak, itu akan berpengaruh terhadap program DIC.
“Sudah menjadi kebiasaan di negeri ini, proyek fisik dikebut dulu penyelesaiannya. Sementara pemfungsiannya diatur belakangan. Jadi tidak bersamaan. Apa yang yang terjadi? Bangunan yang dibuat tersebut akhirnya tak bisa difungsikan sebagaimana mestinya,” sebutnya.
Salim mencontohkan betapa banyak bangunan Pemkab Bengkalis yang seperti itu di Mandau dan sekitarnya. Bangunannya siap 100 persen, tapi tak kunjung atau tak bisa difungsikan sama sekali, sampai kini.
“Contohnya bangunan terminal AKAP, terminal angkot, gedung parkir, pasar tradisional modern, pasar pujasera, dan lain-lain. Kita tak ingin DIC nanti bernasib seperti itu pula,” ujarnya.
Lebih parah lagi kalau tak langsung difungsikan setelah rampung, tidak tertutup kemungkinan gedung DIC itu nanti akan disalahgunakan pula untuk hal-hal negatif.
“Kalau bangunan tak difungsikan biasanya banyak digunakan untuk hal-hal tak baik. Kami tak ingin itu terjadi bagi bangunan yang pemancangan tiang perdananya oleh Bupati Bengkalis baru-baru ini sangat gegap-gempita itu,” pungkas Agus Salim.(sda)