Vaksin Merah Putih, Produksi Bio Farma untuk Dunia

Advertorial | Jumat, 13 November 2020 - 18:44 WIB

Vaksin Merah Putih, Produksi Bio Farma untuk Dunia
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Penanganan Covid-19 Kemenristek Prof dr Ali Ghufron Mukti, MSC PhD bersama Kepala Divisi Surveillans dan Uji Klinis Bio Farma, Dr dr Novilia Sjafri Bachtiar, M Kes dalam Webinar KPCPEN dengan tema Pengembangan vaksin merah putih melindungi negeri di Jakarta, Rabu (11/11/2020).

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Peran Bio Farma dalam memproduksi vaksin sudah terbukti lewat vaksin polio yang diekspor ke berbagai negara. Indonesia sendiri sudah dinyatakan bebas polio sejak tahun 2014 oleh WHO. Kini, di masa pandemi Covid-19, perusahaan kesehatan milik negara ini terlibat dalam produksi vaksin yang diberi nama Vaksin Merah Putih.

Bio Farma sebagai perusahaan milik negara sudah terlibat dalam pengembangan vaksin sejak tahun 1988, untuk penyakit polio. Perusahaan plat merah ini juga tergabung dalam Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Pandemi (CEPI) dan kini terlibat dalam program COVAX Facility untuk merespon penanganan pandemi  Covid-19 di seluruh dunia.

“Bio Farma mengekspor hampir dua pertiga kebutuhan dunia terhadap vaksin OPV atau vaksin polio,” ungkap Dr Novilia Sjafri Bachtiar, Kepala Divisi Surveilans dan Uji Klinik Bio Farma dalam forum Webinar KPCPEN dengan tema Pengembangan Vaksin Merah Putih Melindungi Negeri Rabu (11/11/2020).

Berdasarkan pengalaman itu,  upaya pengembangan vaksin Covid-19 yang dilakukan Bio Farma tidak diragukan lagi. Kini, selain bekerjasama dengan CEPI dan Sinovac, Bio Farma juga berkolaborasi dengan Lembaga Eijkman untuk memproduksi vaksin Merah Putih. 

“Targetnya bukan hanya memproduksi vaksinnya saja. Tetapi kita juga membangun kapasitas institusi-institusi di Indonesia untuk sanggup menghasilkan vaksin secara mandiri, tidak tergantung vaksin dari luar negeri,” ujar Dr Novilia.

Optimisme bahwa Bio Farma akan mampu memproduksi vaksin Covid-19 juga disampaikan Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Penanganan Covid-19 Kemenristek, Prof dr Ali Ghufron Mukti. 

“Kita tidak kalah, tapi (mungkin) mulainya kita agak lambat sedikit. Tetapi bukan berarti kita tidak kompetitif. Pasti bisa, kita optimis.”, ucapnya bersemangat. 

Vaksin Merah Putih ini diharapkan dapat jadi simbol kemandirian bangsa (adv)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook