PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Listrik Pustaka Soeman HS tersambung lagi, setelah sebelumnya diputus oleh Perusaahan Listrik Negara (PLN) karena menunggak dua bulan. Aliran listrik ini tersambung tanpa membayar tunggakan.
Hal itu diakui oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Riau, Rahima Erna. Katanya, PLN menyambung kembali arus listrik di perpustakaannya pada Selasa (8/1) petang. “Iya, sudah menyala lagi. Kemarin disambung lagi,” katanya, Rabu (9/1) siang.
Disambungnya arus listrik itu, setelah dilakukan komunikasi dengan pihak PLN. Pemprov Riau meminta penangguhan kepada PLN, meski tunggakan belum dibayar. “Tagihannya memang belum dibayar. Tapi kita janji untuk bayar secepatnya,” kata Rahima.
Untuk anggaran tunggakan di 2018 itu katanya, dialokasikan di APBD 2019. Khusus untuk tagihan November dan Desember nilainya mencapai Rp200 juta, sedang diurus ke Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKAD) Riau.
“Anggarannya sedang diurus. Pokoknya secepatnya kita bayar tagihan itu. Itu adalah kewajiban kita. Kita bertanggung jawab dengan itu. Soal pemutusan oleh PLN kemarin, kita hargai itu, karena itu menjadi kebijakan di PLN,” sebutnya.
Meski sudah tersambung lagi, namun Rahima tetap ingin wacana untuk membangun pembangkit listrik sendiri bisa terwujud. “Kita ingin ada pembangkit listrik sendiri. Di daerah-daerah lain, sudah seperti itu,” sebutnya.
Rahima Erna mengatakan, diputusnya aliran listrik di tempatnya menjadi pelajaran penting. Rahima mengakui bahwa tagihan listrik di pustaka sangat besar. Bahkan dalam setahun itu mencapai Rp1 miliar. Sedangkan anggaran untuk dinasnya hanya Rp6 miliar. “Memang kalau pakai PLN ini agak berat,” sebutnya.
Untuk jangka panjang, kata Rahima, pihaknya mewacanakan untuk membangun pembangkit listrik sendiri, yakni pembangkit listrik tenaga surya. “Pustaka di Jawa Timur dan Jogjakarta, punya energi sendiri. Punya pembangkit listrik sendiri untuk kebutuhan mereka. Mereka tak pakai PLN lagi,” jelasnya.
“Ke depan, akan kami coba manajemen pengelolaan gedung sendiri, energi listrik sendiri. Tapi ini dalam dua tiga tahun ke depan lah. Kita akan bicarakan terlebih dahulu dengan Pak Gubernur terpilih,” sambungnya.
Menurut dia, pustaka ini adalah pustaka termegah di Indonesia. Untuk biaya operasionalnya juga besar. “Jadi kalau menggunakan pembangkit listrik sendiri, kita jadi lebih hemat. Sangat sulit kita bergantung dengan PLN. Mungkin ini hikmahnya,” ujar dia.(dal)