“Hari Waisak Nasional biasanya dilaksanakan di Candi Borobudur. Tapi tahun ini Riau dipercaya menjadi tuan rumah, dan akan difokuskan di Candi Muara Takus,” ujar Gubri.
Lebih lanjut dikatakan Syamsuar, kegiatan tersebut akan berlangsung pada 12-25 Mei. Berdasarkan laporan panitia, dalam acara ini akan terdapat rangkaian kegiatan bakti sosial seperti sunat massal, operasi bibir sumbing dan kegiatan lainnya di kompleks Candi Muara Takus.
“Tentu kami berharap kegiatan Hari Waisak Nasional di Riau berjalan dengan baik dan lancar. Sehingga kegiatan ini bisa mendorong ekonomi masyarakat setempat. Panitia juga akan melakukan sosialisasi agar mendapat dukungan dari masyarakat setempat,” sebutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubri juga menyambut baik serta positif kegiatan bertaraf nasional itu bisa dilaksanakan di Riau. Apalagi nantinya akan banyak peserta yang terlibat pada kegiatan berskala nasional tersebut.
“Kami sangat menyambut baik kegiatan ini. Apalagi laporan dari panitia, kegiatan ini bakal dihadiri 3.000 sampai 5.000 peserta, 60 orang biksu nasional dan para tamu undangan dari berbagai negara,” katanya.
Dengan adanya event itu, Gubri berharap agar para komunitas umat Buddha di Indonesia umumnya dan Riau khususnya dapat mendorong percepatan Candi Muara Takus sebagai warisan dunia. “Candi Muara Takus ini kan sudah masuk daftar di UNESCO, kita harap dorongan para komunitas umat Buddha dapat mempercepat Candi Muara Takus sebagai warisan dunia. Karena untuk bisa ditetapkan sebagai warisan dunia perlu dukungan orang banyak,” paparnya.
Meski mendukung penuhi kegiatan tersebut, Gubernur Riau mengharapkan kegiatan Hari Waisak Nasional dapat disesuaikan dengan jadwal umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah puasa. Kemudian juga panitia diminta menyiapkan hidangan berbuka jika ada tamu undangan yang beragama Islam.