PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Jarum jam menujukkan pukul enam pagi saat Deny Oktaviani dan anaknya berjalan menuju Balai Penitipan Anak (BPA). Di halaman BPA yang ditumbuhi bunga asoka, dua orang pengasuh telah menanti dengan senyum dan lambaian tangan. Suasana hangat tercipta. Setelah Deny dan orang tua lainnya menitipkan anak mereka, sebuah hari menyenangkan berisi tawa, nyanyian, dan celoteh anak-anak di BPA akan segera dimulai.
Deny merupakan seorang karyawan Sinar Mas Agribusiness and Food bagian pembibitan sawit di Sungai Rungau Estate, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Ia biasa menitipkan anaknya di BPA Pondok 1 sebelum berangkat ke tempat kerja dan akan kembali menjemput anaknya seusai bekerja, biasanya pada jam makan siang. Ibu dua anak ini mengaku sangat terbantu dengan kehadiran fasilitas BPA.
“Saya bersyukur dapat bekerja secara optimal tanpa harus meninggalkan kewajiban dalam mengurus anak. Saya bisa membantu suami dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga berkat adanya fasilitas BPA dari Sinar Mas Agribusiness and Food. Saya percaya, bahwa petugas BPA memiliki kemampuan yang memadai dalam mendampingi anak-anak selama orang tuanya bekerja,” ucap Deny.
Ia mengungkapkan, saat ini tak mudah bagi perempuan untuk mendapatkan dan mempertahankan pekerjaan. Banyak faktor yang membuat perempuan memiliki keterbatasan dalam mendukung peningkatan taraf ekonomi keluarga. Namun menurut Deny, di Sinar Mas Agribusiness and Food, ia merasa mendapat dukungan melalui berbagai kebijakan yang pro terhadap pekerja perempuan, salah satunya penyediaan fasilitas BPA.
“Fasilitas ini memudahkan saya sebagai pekerja sekaligus seorang ibu dalam melakukan aktivitas. Saya merasa perusahaan memberikan kesempatan yang sama bagi ibu rumah tangga seperti saya untuk dapat bekerja, sehingga mampu mendukung pemenuhan kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya.
Penyediaan fasilitas BPA sejalan dengan Kebijakan Sosial dan Lingkungan perusahaan, yang salah satunya berupaya mewujudkan lingkungan kerja dan hubungan industrial yang harmonis. Balai ini berada di permukiman karyawan yang tersebar di berbagai area Perkebunan Sinar Mas (PSM). Saat ini, jumlahnya lebih dari 300 balai yang disertai sekitar 700 pengasuh.
BPA memiliki berbagai fasilitas seperti ruang bermain dengan bermacam alat permainan edukatif, ruang istirahat, ruang makan, kamar mandi, hingga ruang menyusui. BPA bertujuan memenuhi kebutuhan dasar anak seperti pendidikan dini, aktivitas bermain, serta waktu istirahat yang cukup, ketika orang tua bekeja untuk sementara waktu. BPA juga meminimalkan kemungkinan orang tua yang membawa anaknya ke tempat kerja, karena terdapat banyak potensi bahaya bagi anak.
Marsiyem, seorang karyawan yang bertugas mengumpulkan brondolan atau buah sawit yang terlepas dari tandan, turut merasakan manfaat BPA. “Saya biasanya menjemput anak pulang dari BPA sekitar jam dua siang. Sering kali anak saya tidak mau diajak pulang karena senang berada di BPA. Di sana ia bisa bermain dan belajar bersama teman-temannya. Saya merasa terbantu dengan adanya fasilitas BPA, terlebih lagi fasilitas ini dapat kami manfaatkan tanpa pungutan biaya,” ujarnya.
Salah satu petugas BPA Pondok 1 Sungai Rungau Estate, Sabo Pasaribu, membenarkan bahwa anak-anak senang berlama-lama di BPA. Mereka bisa bergembira dengan berbagai alat permainan edukatif, menyanyi bersama, dan beristirahat di ruang yang telah disediakan. Menurutnya, fasilitas yang disediakan oleh perusahaan dalam BPA ini sudah cukup memadai. “Bahkan kami ada ruang menyusui bagi anak-anak yang masih membutuhkan ASI,” ucap Sabo.
Untuk mengoptimalkan peran BPA, menurut Sabo, pihaknya juga bekerja sama dengan posyandu di sekitar permukiman karyawan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak. “Kami ada program kesehatan rutin bekerja sama dengan posyandu. Kami ingin kebutuhan dasar anak-anak terhadap kesehatan, pendidikan, dan hiburan, dapat tetap terpenuhi meskipun tidak selalu didampingi oleh para orang tua mereka,” jelas Sabo.
Sementara itu, Rusmiati selaku pengasuh BPA di Pondok 1 Libo Estate, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, mengaku senang menjalani profesinya. Ia merasa bahagia dapat membantu para orang tua dalam mengurus anak ketika mereka harus bekerja untuk sementara waktu. Bagi Rusmiati, anak-anak di BPA sudah ia anggap sebagai anak sendiri yang perlu diberi perhatian dan cinta kasih sebaik mungkin. “Saya sudah bekerja sebagai pengasuh di BPA selama 25 tahun. Saya merawat anak-anak di sana seperti anak saya sendiri,” ujarnya.
Rusmiati menyaksikan sendiri bagaimana BPA bukan hanya membantu para karyawan agar bisa bekerja lebih optimal, tetapi juga membantu anak-anak dalam proses tumbuh dan berkembang. “Saya ingat ada anak yang pernah saya asuh, sekarang sudah menjadi asisten agronomi untuk kebun perusahaan,” kenang Rusmiati. Ia pun berharap kehadiran BPA dapat terus memberikan manfaat bagi banyak orang.
BPA merupakan salah satu fasilitas perusahaan yang disediakan untuk anak-anak karyawan. Selain BPA, terdapat pula fasilitas pendidikan seperti gedung sekolah, bus sekolah, beasiswa, posyandu, serta dukungan kebutuhan pokok lainnya. Fasilitas ini dioperasikan secara terpadu oleh Sinar Mas Agribusiness and Food dan beserta para relawan untuk mendukung proses tumbuh kembang anak yang lebih baik. (adv)