TERKAIT PENGUMPULAN INFORMASI

Wow! Facebook Ditimpa Masalah Lagi usai Kebocoran Data, Ini Penjelasannya

Teknologi | Selasa, 17 April 2018 - 16:50 WIB

Wow! Facebook Ditimpa Masalah Lagi usai Kebocoran Data, Ini Penjelasannya
Ilustrasi. (AFP)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kasus media sosial Facebook kembali memanas. Kali ini, setelah adanya skandal kebocoran data pengguna, media yang berbasis di Amerika Serikat itu memiliki masalah baru.

Pasalnya, Facebook diketahui mengumpulkan informasi dari orang-orang di luar jaringan sosial mereka. Menurut Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, media besutannya mengumpulkan data di luar informasi yang dibagikan pengguna di profil mereka.

Baca Juga :Waspada Penipuan Mengatasnamakan Gubri

Melalui blognya, Direktur Manajemen Produk Facebook David Baser menyebut bahwa saat pengguna mengunjungi situs atau aplikasi yang menggunakan layanan Facebook, mereka menerima informasi.

Bahkan, hal itu juga terjadi jika pengguna keluar dari Facebook atau tidak memiliki akun Facebook. Dilansir AFP, Selasa (17/4/2018), Facebook juga memenuhi panggilan Kongres AS.

Akan tetapi, Zuckerberg tidak dapat menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan saat di sidang Kongres AS. Baser menerangkan, banyak situs dan aplikasi menggunakan layanan Facebook untuk menargetkan konten dan iklan.

Termasuk melalui opsi berbagi ketika pengguna Facebook masuk ke situs dan aplikasi lainnya. Menurutnya, sebagian besar situs dan aplikasi mengirim informasi yang sama ke beberapa perusahaan setiap kali pengguna mengunjunginya.

Ada tiga cara utama Facebook menggunakan informasi yang mereka dapatkan dari situs dan aplikasi lain, di antaranya menyediakan layanan Facebook ke situs aplikasi yang dikunjungi, meningkatkan keamanan dan keselamatan data di Facebook, dan meningkatkan produk dan layanan Facebook sendiri.

"Saya ingin semua menjadi jelas, kami tidak menjual data orang-orang," tegasnya.

Sementara itu, Zuckerberg mengungkapkan, Facebook gagal melindungi informasi pengguna menyusul penggunaan data yang disalahgunakan Cambridge Analytica. Sebanyak 87 juta data pengguna Facebook digunakan sebagai target iklan politik menjelang pemilihan Presiden AS 2016 lalu. (ce1/trz)

Sumber: JPG

Editor: Boy Riza Utama









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook