JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Mobil keluarga legendaris bermesin diesel yang di klaim paling irit di eranya yaitu Isuzu Panther kini tinggal menunggu waktu. Mobil yang akrab dengan dengan iklan pemasaran "Hanya 44 ribu bisa sampai Bali" ini sudah dua dekade mengarungi pasar otomotif di Indonesia.
PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) selaku Agen Pemegang Merek (APM) kendaraan Isuzu hingga saat ini masih menjualnya meskipun penampilannya tak banyak perubahan yang signifikan sejak kemunculannya pertama. Sempat beredar kabar kalau Isuzu Jepang akan membuat pembaharuan terkait teknologi dan tampilan Panther, bahkan blueprint untuk Panther model baru sudah dibuat pada 2016.
Sayangnya rencana itu terpaksa harus terhenti, dikarenakan pihak Isuzu menganggap kalau tren Multi Purpose Vehicle (MPV) turun. Segmen Sport utility vehicle (SUV) yang sekarang banyak diburu para konsumen.
Terkait hal ini Attias Asril selaku General Manager Marketing IAMI tak bisa berkomentar banyak. Menurutnya nantinya seiring waktu Isuzu Panther akan tergerus dengan sendirinya dengan adanya regulasi baru. Dimana mobil Isuzu Panther tidak memungkinkan terus bertahan di pasar otomotif Indonesia.
"Kita hanya menunggu hingga titik yang paling akhir bila regulasi sudah enggak bisa cocok lagi. Makanya kami mulai dua tahun atau tiga tahun terakhir ini setiap mengundang media pasti yang lebih banyak dibicarakan yaitu Light Commercial Vehicle (LCV) atau kendaraan niaga ringan. Fokus kami kan lebih ke arah kendaraan komersial. Traga yang belakangan pun juga jadi masuk di tulang punggung penjualan kami, jadi itu yang kami lebih dorong," ungkap Attias, di Jakarta belum lama ini.
Seperti diketahui, kalau tahun depan seluruh kendaraan bermesin diesel sudah harus memenuhi standar emisi Euro4. Attias mengungkapkan salah satu regulasi yang bisa menghambat keberlangsungan hidup dari Isuzu Panther adalah Euro4. Seperti diketahui, sekarang mesin Isuzu Panther masih mengadopsi standar Euro2.
"Pasar kan melihat dan apalagi kalau dijelaskan ada Euro4, kan satu yang membuat kami bisa lanjut atau enggak bisa. Ya, mau enggak mau dibutuhkan keterlibatan prinsipal kami. Secara mesin Isuzu dengan standar Euro4, Isuzu telah siap tapi itu untuk kendaraan komersial, prinsipal sudah komitmen untuk menjalankan apapun itu regulasi dari pemerintah harus ikut," terang Attias.
Attias menambahkan jika seandainya regulasi Euro4 sudah resmi berlaku sementara mesin dengan standar Euro2 masih bisa digunakan, maka bukan tidak mungkin Isuzu Panther akan tetap hidup.
"Ya, titiknya di Euro4 kan, kalau mesinnya (Euro2) masih boleh, ya boleh-boleh saja jalan, tapi apa iya masih jalan," lanjut Attias.
Sebagai informasi saat ini Indonesia menjadi satu-satunya negara yang menjual Isuzu Panther. Sebelumnya Isuzu Panther pernah dipasarkan ke beberapa negara sayangnya semua negara yang menjadi sasaran pemasaran Panther sudah tidak lagi menjualnya.
IAMI hingga sekarang masih memasarkan Isuzu Panther dalam lima pilihan tipe. Kelimanya adalah Grand Touring, Touring, LV, LS, dan Smart. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp279,1 juta hingga Rp332,3 juta.
"Bukan cuma masalah di mesin saja untuk Panther, masalah lainnya kalau bisa dibilang hanya tinggal Indonesia saja yang menjual Panther. Di Filipina sudah digantikan dengan Isuzu MU-X. Jadi hanya Indonesia, bila (Panther) diteruskan cost-nya mau berapa. Balik lagi ke investasi, terus nanti kalau harganya begitu tinggi ya percuma juga enggak bisa jualan lebih," pungkas Attias.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi