ACEH (RIAUPOS.CO) -- Sebanyak 319 warga Bener Meriah selaku penerima manfaat Bantuan Pangan Nontunai (BNPT) dan penerima Kartu Keluaraga Sejahtra (KKS) mengundurkan diri pascapenempelan stiker di rumah mereka.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bener Meriah, Almanar kepada RPG, Kamis ( 30/1) menyampaikan, dari 3.500 stiker yang dipasang pada rumah-rumah warga penerima bantuan BPNT, terdaftar pada Basis Data Terpadu, sampai sejauh ini sudah 319 penerima yang telah mengundurkan diri.
Menurutnya, mereka mengundurkan diri atas kesadaran sendiri karena mereka sudah tergolong warga yang tidak layak lagi menerima bantuan tersebut.
"Kita tidak memaksa mereka mengundurkan diri namun pada saat pemasangan stiker banyak warga yang mengundurkan diri," ujarnya.
Selain itu katanya banyak warga yang sudah mengundurkan diri secara ekonomi sudah merasa mampu sehingga mereka memilih mengundurkan diri.
Disebutkanya, Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah akan terus melakukan pemasangan stiker terhadap 13.912 KK penerima bantuan BPNT, PKH maupun bantuan lainnya. "Untuk saat ini kami baru melakukan pemasangan terhadap 3.500 stiker" jelasnya.
Ia menambahkan, pemasangan stiker pada rumah-rumah warga penerima bantuan baik BPNT, Program Keluarga Harapan (PKH), Kelompok Usaha Bersama (Kube), Usaha Ekonomi Produktif (UEP), maupun Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dimaksudkan bantuan diberikan dapat tepat sasaran dan tepat waktu.
Di samping itu banyaknya penerima bantuan mengundurkan diri akibat data penerima BNPT, PKH dan lain-lainnya masih mengacu pada data tahun 2017, sehingga pada saat ini beberapa warga sudah mengalami peningkatan ekonomi.
Sebelumnya, ia juga mengaku telah menginstruksikan musyawarah desa namun belum ada satu desa pun yang sudah melakukan musyawarah perubahan data sehingga dengan adanya program penempelan stiker dan sosialisasi dilapangan banyak warga penerima bantuan tersebut mengundurkan diri.
Sementara itu selah seorang warga Bener Meriah yang enggan disebutkan namanya mengaku tidak ingin rumahnya di setempel stiker sebab menurutnya meskipun ekonominya lemah mereka masih bisa berusaha tanpa harus dipermalukan dengan penempelan stiker tersebut.
"Kami tidak mengharapkan bantuan dari pemerintah apalagi kalau harus dilakukan penempelan," tegasnya.(uri/min/rpg)