BATAM (RIAUPOS.CO) -- Fenomena Gerhana Matahari Cincin menarik perhatian banyak warga negara asing (WNA). Bahkan, Bruce Webster bersama istrinya Roberta Webster dan anaknya Maria Webster, sengaja datang dari California Amerika Serikat, khusus ke Batam untuk “berburu” fenomena alam langka itu. Ketiganya memang dikenal orang yang memiliki hobi berburu gerhana. Di negara manapun ada gerhana, ia datangi.
Di Batam, ia menghabsikan waktu menyaksikan gerhana matahari cincin di Dataran Engkuputri Batamcenter, salah satu spot pengamatan di Batam. “Saya datang bersama orang tua saya. Kami di Batam hari ini (kemarin, red) dan besok (hari ini, red) karena mendapat kabar Batam spot terbaik untuk melihat gerhana matahari cincin itu,” kata Maria Webster, Kamis (26/12).
Gadis 18 tahun tersebut mengaku selain ingin menikmati gerhana, dia dan keluarganya juga ingin tahu tentang Batam. Ia berpendapat kesan pertamanya tentang Batam, cukup bagus, walau masih banyak hal yang perlu ditingkatkan lagi.
Tidak hanya Maria dan keluarganya, WNA lain, Randell Kiren, juga tak ingin ketinggalan momen menyaksikan gerhana kali ini. Bahkan, Randell mengaku sudah empat hari di Batam bersama istrinya.
“Pertama kali ke Batam. Saya dapat informasi dari website di Batam spot bagus melihat gerhana,” imbuhnya.
Tidak hanya WNA, warga lokal juga antusias menyaksikan fenomena alam ini. Pengunjung sempat was-was tidak bisa menyaksikan puncak gerhana, pasalnya beberapa menit menuju proses gerhana berbentuk cincin sempat terhalang awan, apalagi di tenda layar besar streaming terganggu.
Namun sorak sorai pengunjung pecah saat langit kembali cerah dan proses puncak gerhana dapat disaksikan. Setelah melihat gerhana, sebagian warga menuju Masjid Agung Batam yang tidak jauh dari lokasi untuk mengerjakan Salat Gerhana.
Sementara itu, Obsever BMKG RI yang bertugas untuk wilayah Batam, Relly Margiono, mengatakan, gerhana matahari cincin secara umum dimulai dari pukul 10.27 WIB hingga pukul 14.18 WIB. Sementara puncaknya yang berbentuk cincin sempurna terjadi dalam kurun waktu pukul 12.24 WIB hingga pukul 12.26 WIB.
“Gerhana yang seperti (Gerhana Matahari Cincin) baru terjadi lagi 18 tahun 11 bulan nanti dan lokasinya akan bergeser,” katanya.
Kapolda Kepri Irjen Andap Budhi Revianto, Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad, dan Kapolres Barelang AKBP Prasetyo Rachmat Purboyo turut datang melihat aktivitas pantauan gerhana tersebut. Ia tampak berbincang dengan beberapa warga yang menyaksikan gerhana di dataran Engku Putri.
Kehadiran Kapolda dan Kapolres juga sebagai salah satu upaya menjaga keamanan dan kenyamanan warga yang menyaksikan gerhana matahari cincin tersebut.
“Warga dan turis cukup antusias, maka kenyamanan dan keamanan mereka harus terjamin,” ujar Kapolda.
Jembatan Barelang Padat
Selain di Dataran Engku Putri Batam Centre, spot melihat gerhana matahari cicin juga tak kalah padatnya di Jembatan Fisabilillah atau jembatan I Barelang. Warga lokal, wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman) memadati spot tersebut.
Mereka berkumpul di dataran Dendang Melayu, Jembatan I Barelang, sejak pukul 10.00 hingga siang hari. Bahkan, peneliti astronot dari berbagai wilayah juga datang untuk melihat dan memotret terjadinya gerhana matahari cincin tersebut.
Fenomena terhalangnya hampir semua bagian tengah piringan Matahari oleh piringan bulan ini sudah diprediksi sebelumnya, sehingga ramai orang ingin melihat. Meskipun sempat terlihat dengan jelas tepat pukul 12.24 WIB, namun sempat terhalang awan yang cukup tebal.
“Iya, sempat terhalang awan, tapi Alhamdulilah tadi pukul 12.24 sempat terang sekali jadi dapat beberapa kali foto,” ujar anggota Himpunan Astronomi Amatir Jakarta, Nurdiansyah, di Jembatan I, kemarin.
Wisatawan yang mengabadikan momen langka ini dengan kamera ponsel umumnya kurang puas hati karena pengelihatan gerhana matahari cincin kurang maksimal. Mereka hanya bisa menikmati dengan melihat dari balik kacamata saja.(tim/rpg)