KORBAN MENINGGAL JADI 10 ORANG, EMPAT BELUM DITEMUKAN

10 Ribuan Warga Pasaman Barat Mengungsi

Sumatera | Minggu, 27 Februari 2022 - 10:06 WIB

10 Ribuan Warga Pasaman Barat Mengungsi
Warga Pasaman Barat korban gempa tidur berhimpitan dalam tenda pengungsian yang disediakan, Sabtu (26/2/2022). (ARDHY FERNANDO/AFP)

PASAMAN BARAT (RIAUPOS.CO) - Kerusakan akibat gempa dengan magnitudo 6,1 yang berpusat di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), Sumatera Barat, Jumat (25/2), terus diinventarisasi. Akibat gempa ini, terdata 10 ribuan warga Pasbar harus mengungsi.

Bupati Pasaman Barat, Hamsuardi menyebutkan setidaknya 10 ribu warga Pasbar saat ini berada dalam pengungsian. Tiga ribu di antaranya diungsikan di halaman kantor bupati. Tak hanya itu, Hamsuardi mengatakan, empat warga Pasbar meninggal, 37 luka berat, dan 310 luka ringan.


Sementara itu, Bupati Pasaman Benny Utama melaporkan ditemukannya satu jenazah korban hilang, Sabtu (26/2). Sehingga, di Nagari Malampah, Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman tercatat enam korban jiwa, empat masih dinyatakan hilang, serta lima orang luka berat dan 36 mengalami luka ringan.

"Sore ini (kemarin, red) satu lagi korban hilang ditemukan. Sesuai arahan Kepala BNPB dan Wagub Sumbar, pencarian orang yang masih dinyatakan hilang menjadi prioritas utama kami saat ini," ujar Benny kepada Padang Ekspres (JPG), Sabtu (26/2).

Dengan demikian, tercatat jumlah korban meninggal bertambah menjadi 10 orang, namun masih ada empat korban belum ditemukan dan dalam tahap pencarian.

Sementara mengenai kerusakan rumah dan bangunan, kedua bupati mengaku belum mengantongi data pasti. Hamsuardi mengatakan hingga saat ini pihaknya memperkirakan terdapat 300 rumah rusak berat dengan perkiraan total 2.000 rumah terdampak.

"Untuk rumah masih dalam perkiraan, kita masih belum memiliki data pasti karena pendataan kerusakan pascagempa sejak kemarin terkendala hujan lebat," ungkap Hamsuardi.

Menyampaikan hal yang serupa, Benny Utama memperkirakan hingga saat ini, 30 rumah terdata rusak berat, dan 500 unit mengalami kerusakan ringan hingga sedang.

Terkait hal itu, Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy mengatakan, melalui posko tanggap bencana yang dibentuk, ia menargetkan inventarisasi kerusakan selesai dalam 14 hari masa tanggap darurat, agar rencana bantuan perbaikan rumah dapat segera digulirkan.

"Bersama Danrem, Wakapolda, Bupati Pasaman dan Pasaman Barat, kita akan tetapkan komandan posko hari ini juga, agar pekerjaan dapat dilakukan secara konkret dan simultan. Dengan begitu kita juga dapat menargetkan pencatatan kerusakan rumah dapat terselesaikan selama masa tanggap darurat, untuk persiapan pendanaan bantuan perbaikan ke depan," ujar Wagub.

Sementara itu, Kalaksa BPBD Pasaman Alim Bazar mengatakan, saat ini masih ada warga di Malampah yang hilang. Mereka diperkirakan terbawa arus sungai akibat turunnya sebagian tanah di lereng Gunung Talamau ke arah Sungai Batang Timah di daerah Siparayo, Nagari Malampah.

Sementara itu, BMKG menurunkan tim untuk meneliti keadaan tanah di lokasi gempa di Pasaman Barat. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan, pihaknya ingin mengetahui seberapa besar risiko dampak jika kembali terjadi gempa. "Tim BMKG juga bakal melakukan survei dan mengukur tanah serta bebatuan yang ada di sekitar episentrum gempa," ujarnya kepada awak media setiba di Bandara Internasional Minangkabau, Sabtu (26/2).

Dia menjelaskan, analisis digunakan untuk verifikasi kondisi tanah di lapangan. Bagaimana dampak gempa terhadap tanah seperti tingkat getarannya. Dari hasil pengukuran tersebut, bisa dipetakan secara faktual zona mana yang bisa mengalami guncangan kuat dan tinggi di kemudian hari.

Hasil pengecekan itu berguna bagi pemerintah daerah untuk mengambil kebijakan terhadap bangunan warga. Ke depan, konstruksi bangunan harus tahan gempa untuk mencegah timbulnya korban. "Pengecekan dilakukan seminggu ke depan. Kami menyiapkan bagaimana pembangunan kembali agar bangunan dibangun dengan kondisi yang tepat," katanya.

Pengecekan itu juga bermanfaat bagi pemerintah daerah jika nanti diambil kebijakan relokasi. "Kalau memang harus dilakukan relokasi, tentu ditentukan di zona mana yang diperlukan, kemudian mencari lokasi baru yang tepat," terangnya.

Di sisi lain, Menteri Sosial Tri Rismaharini tiba di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasbar, Sabtu (26/2) siang. Selain mengecek rumah yang rusak karena gempa, dia memberikan santunan kepada ahli waris korban meninggal, menyerahkan bantuan logistik, dan menghibur anak-anak di tenda pengungsian. "Bantuan di-drop dari gudang di Palembang. Langsung dikirim ke Kabupaten Pasaman Barat," ucap Risma yang didampingi Bupati Pasaman Barat Hamsuardi.

Selain itu, ada bantuan yang dikirim dari gudang Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Padang. Di antaranya berupa tenda, paket pakaian bayi, matras, air minum kemasan, dan paket makanan. Bantuan juga dikirim dari gudang Dinas Sosial Provinsi Sumbar.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Suharyanto meninjau Kampung Aur, Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, dan Kampung Tengah, Kajai, Pasaman Barat. Dua daerah itu merupakan yang terdampak paling parah. Suharyanto pun memastikan korban gempa tertangani dengan baik.

"Bupati Pasaman telah menetapkan daerah tanggap darurat selama 14 hari sehingga kita bisa masuk. Setelah peninjauan ini, saya akan rapat koordinasi dengan TNI, Polri, BPBD, dan relawan untuk menentukan langkah penanggulangan gempa," jelasnya di Malampah.

Dia menambahkan, rumah dengan kerusakan ringan akan dibantu perbaikannya oleh pemkab setempat. "Rumah yang rusak sedang akan dibantu perbaikannya oleh Pemprov Sumbar. Untuk rumah yang rusak berat, dibantu pemerintah pusat melalui BNPB dengan kementerian terkait," paparnya.(eko/cr5/rid/tau/c18/fal/das)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook