SUMATERA

Buaya Muncul di Muaro Penjalinan

Sumatera | Selasa, 26 Januari 2016 - 10:47 WIB

Buaya Muncul di Muaro Penjalinan
ilustrasi - internet

PADANG (RIAUPOS.CO) - Warga Muaro Penjalinan Kelurahan Pasia Nantigo digegerkan oleh penampakan buaya sepanjang 2,5 meter di sekitar pintu muara, Senin (25/1).  Warga mengkhawatirkan keselamatan pengunjung yang setiap sore ramai mandi-mandi di kawasan tersebut.

Menurut informasi dari warga sekitar, buaya tersebut sudah mulai menampakkan diri sejak pagi. Informasi tersebut cepat menyebar luas. Dalam hitungan jam Muaro Penjalinan sudah didatangi puluhan orang, baik warga sekitar maupun pengunjung pantai.

Baca Juga :Dikira Kayu Ternyata Buaya

Setelah dinanti-nanti cukup lama, sekitar pukul 15.30 WIB buaya tersebut akhirnya naik  ke daratan, ke seberang pintu muara sebelah kiri. Selama 10 menit berada di daratan,  buaya itu menyempatkan diri berjemur menikmati sengatan matahari sambil menengadahkan kepala dan membuka mulut lebar-lebar sebelum akhirnya kembali masuk ke dalam air. “Ngeri juga kalau sempat memangsa anak-anak, setiap sore banyak anak-anak di sini,” ujar nelayan sekitar, Acung (29).

Acung mengungkapkan, dia dan warga sekitar sesekali memang sering memperingatkan pengunjung terhadap ancaman serangan buaya. Namun, imbauan tersebut kerap dianggap angin lalu oleh pengunjung.

“Karena mereka tidak pernah melihat,” tukas Acung. Eno (17), warga setempat mengungkapkan, penampakan buaya ini merupakan yang ketiga selama dua bulan terakhir di sekitar Muaro Penjalinan.

Dia meyakini, masih ada satu buaya lagi dengan ukuran yang lebih besar berkeliaran di sekitar Muaro Penjalinan.

“Saya rasa ada dua buaya di sini, soalnya (penampakan) bulan kemarin, buayanya jauh lebih besar dari yang sekarang,” ujar Eno.

Khairunnisa (39), warga lainnya berpendapat, buaya itu merupakan penghuni muaro dan tidak boleh diganggu.

“Muara ini memang ajaib, setiap tahun pasti ada orang hilang. Mungkin buaya itu adalah penghuni muara,” ucapnya.

Beda dengan Indra, warga lainnya yang menyebut, buaya itu sengaja menjauh dari kawanannya. ”Terlepas apakah ini mitos, buaya itu dibuang dari kelompoknya karena berbuat salah. Biasanya sifat buaya seperti itu. Siapa yang bersalah akan dihukum, tak boleh bergabung lagi dengan habitatnya. Makanya jadi berpindah tempat,” tuturnya.   

Sementara itu, Eri, ketua keamanan setempat mengaku belum mengeluarkan larangan mandi-mandi di sekitar muara. ”Kita belum ada rencana menangkap buaya itu, biarkan saja dulu. Tapi pengunjung akan kami peringatkan agar lebih hati-hati kalau mandi-mandi di sini,” jelasnya.

Sebelumnya, warga melihat buaya di Pantai Padang, Ahad (17/1) sore. Setelah diburu hingga pintu muara, buaya itu menghilang. Warga juga telah menelusurinya hingga aliran Batang Arau, juga tidak ditemukan.

Wakil Komandan Polisi Hutan dan Pelestarian Satwa BKSDA Sumbar, Zulmi Gusrul menilai buaya yang berenang di sekitaran Pantai Padang merupakan buaya muara yang kehilangan habitat. Awalnya, habitat buaya itu berada di sekitaran Batang Kuranji, namun karena pesatnya pembangunan di kawasan itu, buaya itu terpisah dari kawanannya.(cr6/eni/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook