PAYAKUMBUH (RIAUPOS.CO) -- Banjir yang terjadi di Kota Payakumbuh dalam beberapa hari terakhir mulai berakibat fatal terhadap kehidupan masyarakat. Setidaknya, satu kepala keluarga (KK) yang tinggal di kawasan Balaijariang, Kelurahan Balai Tangah Koto, Kecamatan Payakumbuh Utara, sempat diungsikan pada Rabu malam (11/12). Sedangkan, dua rumah di kawasan Nunang, Kelurahan Nunang Daya Bangun, Kecamatan Payakumbuh Barat, terancam ambruk karena pondasi dasar kedua rumah tersebut hanyut bersama drainase atau bandar air yang runtuh ke Batang (Sungai) Agam.
Camat Payakumbuh Utara Desfitawarni kepada Padang Ekspres (Riau Pos Group), mengakui, ada warganya yang sempat diungsikan akibat banjir di Balaijariang, Koto Nan gadang. Camat wanita yang akrab disapa Defi ini (bukan pria seperti tertulis dalam pemberitaan Padang Ekspres sebelumnya), mengatakan, banjir di Balaijariang, Koto Nan Gadang, terjadi akibat ketiadaan dan kurang berfungsinya drainase. Sehingga air hujan yang turun, menggenangi dan meluap ke rumah penduduk.
Sebenarnya, menurut Defi, ada empat rumah yang terdampak banjir di Balaijariang. Yakni, rumah pasangan Delfitra dan Emri. Kemudian rumah keluarga Demalides, Anggas Saputra, dan rumah keluarga Anton. Namun dari 4 rumah ini, satu rumah, yakni rumah keluarga Delfitra-Emri benar-benar dipenuhi air. Sehingga, keluarga yang berprofesi sebagai tukang servis alat elektronik ini, sempat diungsikan ke PAUD Mengkudu, Balaijariang.
"Keluarga yang diungsikan akibat banjir ini, termasuk keluarga tidak mampu. Penghasilan mereka cuma Rp500 ribu per bulan. Untuk sementara kita bersama warga sudah lakukan penangan. Kita upayakan mereka dilayani dengan baik," kata Defi pula.
Sedangkan di Kelurahan Ompang Tanah Sirah, Payakumbuh Utara, rumah warga yang terdampak banjir terus bertambah. "Jika Senin (9/12) ada satu rumah, maka Selasa (10/12) ini, sudah jadi dua rumah. Banjir di Ompang Tanah Sirah, selain dipicu meluapnya Batang Lampasi dan Batang Agam, juga karena ketiadaan drainase. Begitu pula dengan genangan air yang terjadi di kawasan Nankodok, dekat SMAN 3 Payakumbuh, itu juga dipicu ketiadan drainase," ungkap Defi.
Sementara itu dari kawasan Nunang, Kelurahan Nunang Daya Bangun, Camat Payakumbuh Barat L. Keprinasdi menginformasi, ada dua rumah warga setempat yang terancam ambruk. Ini terjadi karena pondasi dasar kedua rumah tersebut ambruk dihantam saluran air yang berada di bawahnya. "Saluran air atau bandar air itu sendiri, juga ambruk ke dalam Batang Agam Ibuah," kata L Keprinasdi, secara terpisah.
Putra kandung mendiang Kamardi Rais Dt Panjang Simulie (mantan Ketua PWI/ketua LKAAM Sumbar) itu mengakui, ambruknya bandar air atau drainase di kawasan Nunang, tidak hanya mengakibatkan dua rumah warga terancam bergeser posisinya. Namun, juga mengakibatkan satu unit mobil yang diparkir di kawasan tersebut tersangkut di antara jalan dan saluran air yang ambruk.
Petugas BPBD, Dinas PUPR, Damkar, Satpol PP, Babinsa dan Babinkhamtibmas, bersama masyarakat setempat bekerja sama untuk mengangkat mobil yang terperosok tersebut secara manual, hingga dibantu juga menggunakan crane dari Dinas PUPR.
"Berkat kerja sama dan kordinasi yang baik dengan semua elemen, pekerjaan yang banyak dan mungkin beratpun bisa menjadi ringan dan selesai dengan baik," kata Kefrinasdi.(frv/rpg)